Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Penyaluran Kredit di Sumut Membaik, Sektor Industri Pengolahan Mendominasi

Total nominal kredit perbankan Sumut sebesar Rp235,4 triliun pada kuartal II/2021.
Cristine Evifania Manik
Cristine Evifania Manik - Bisnis.com 28 Juli 2021  |  13:10 WIB
Penyaluran Kredit di Sumut Membaik, Sektor Industri Pengolahan Mendominasi
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Bisnis - Abdullah Azzam

Bisnis.com, MEDAN - Penyaluran kredit perbankan di Sumatra Utara (Sumut) menunjukkan perbaikan pada kuartal II/2021.

Pada kuartal I/2021, persentase penyaluran kredit sebesar -0,33 persen, sementara pada kuartal ini penyaluran kredit tumbuh 4,12 persen dari nominal penyaluran kuartal sebelumnya.

Total nominal kredit perbankan Sumut sebesar Rp235,4 triliun pada kuartal II/2021. Sementara, pada kuartal I/2021, nominal kredit hanya sebesar Rp233,9 triliun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) KPw Sumatra Utara Soekowardojo mengatakan perbaikan ini didorong oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK).

“Dari sisi sektoral, penyaluran pembiayaan meningkat pada seluruh sektor utama, kecuali konstruksi dampak masih terhambatnya proyek pemerintah akibat realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19,” kata Soekowardojo, Rabu (28/7/2021).

Secara rinci, pangsa terbesar kredit perbankan Sumut berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 22,9 persen. Pangsa terbesar kedua diduduki oleh sektor industri pertanian sebesar 19,4 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar 17,1 persen, dan konstruksi sebesar 3 persen.

Keempat sektor usaha tersebut memberi andil sebesar 62,4 persen terhadap total penyaluran kredit perbankan Sumut kuartal II/2021.

Soeko menjelaskan peningkatan kredit juga diikuti dengan membaiknya non-performing loan (NPL) atau kredit macet, dari 3,50 persen pada kuartal I/2021 menjadi 3,26 persen pada kuartal II/2021.

“Membaiknya risiko kredit didorong oleh perbaikan risiko gagal bayar pada KMK, mencerminkan optimisme aktivitas dunia usaha,” pungkas Soeko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

perbankan kredit sumut kredit perbankan
Editor : Annisa Sulistyo Rini

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top