Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bersama Jamkrindo, Budi dan Simon Berhasil Hadapi Pandemi hingga Mencetak Omzet Ratusan Juta

Pada saat pelatihan, Jamkrindo juga mengenalkan potensi digitalisasi UMKM, sehingga hal ini menarik bagi pihaknya dan mulai mengembangkan platform penjualan digital dengan sistem bagi hasil atau syariah.
Budi Hasibuan menata produk herbalnya. Berhasil melewati masa pandemi dan naik kelas, Budi kini memiliki 1.000 mitra penjualan dengan omset hingga Rp100 jutaan setiap bulan./Bisnis-Arif Gunawan
Budi Hasibuan menata produk herbalnya. Berhasil melewati masa pandemi dan naik kelas, Budi kini memiliki 1.000 mitra penjualan dengan omset hingga Rp100 jutaan setiap bulan./Bisnis-Arif Gunawan

Bisnis.com, PEKANBARU - Pandemi Covid-19 sejak tahun lalu sudah menyebabkan banyak usaha harus menelan pil pahit berupa turunnya penjualan hingga sampai gulung tikar.

Data Asosiasi UMKM Indonesia mencatat sepanjang 2020 lalu, sekitar 30 juta usaha mikro kecil menengah di Tanah Air, sudah bangkrut dan tidak lagi bisa melanjutkan bisnisnya. Namun dari kondisi itu, masih ada sejumlah pengusaha yang bisa selamat dan jeli melihat peluang dari kondisi pagebluk ini. 

Salah satunya, Budi Hasibuan, pengusaha minuman herbal dari bahan gaharu. Ia sudah menjalankan bisnis sejak 2015 dengan mengandalkan teh gaharu dan kopi arabica dari merek Gaharu Plaza.

Hampir lima tahun berjalan, Budi sudah meraih omzet bulanan sampai 20 jutaan di awal 2020 lalu. Ketika pandemi melanda Indonesia dan termasuk Riau pada Maret tahun lalu, bisnisnya turut terkena dampak dan omzet turun drastis sampai di bawah 10 jutaan.

Budi kemudian memutar otak dan melihat ada potensi baru dari kondisi tersebut, dimana masyarakat ingin meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak terjangkit virus.

"Dari kondisi itulah kemudian hadir dua produk baru Gaharu Plaza yaitu Holistea yaitu teh gaharu dengan kandungan saffron serta Bandrek Raja Kuat yang keduanya mampu meningkatkan imun tubuh dalam melawan virus," ujarnya, Minggu (20/6/2021).

Saat pandemi tahun lalu juga Budi sudah mulai mendapatkan dukungan dari PT Jamkrindo (Persero) berupa pinjaman lunak dengan plafon senilai Rp40 juta dan masa pengembalian selama tiga tahun.

Dia mengakui dukungan yang diberikan perusahaan pelat merah itu tidak hanya pembiayaan saja, tapi juga pendampingan, pelatihan, sampai dukungan pemasaran melalui kegiatan pameran.

Pada saat pelatihan, Jamkrindo juga mengenalkan potensi digitalisasi UMKM, sehingga hal ini menarik bagi pihaknya dan mulai mengembangkan platform penjualan digital dengan sistem bagi hasil atau syariah.

Budi menyebutkan lewat platform digital itu, dia kini memilik sebanyak 1.000 mitra lebih yang tersebar tidak hanya di wilayah Riau, tapi juga daerah lain di Indonesia.

"Barusan ada calon mitra dari Surabaya yang ingin bergabung dalam penjualan produk Gaharu Plaza. Dengan sistem online kami bisa menerima mitra dari seluruh Indonesia," ujarnya.

Lewat jalur distribusi tersebut, Budi mengatakan kini penjualan produk herbalnya sudah di angka sekitar Rp50 juta hingga Rp100 juta tiap bulannya. Dia menganalogikan setiap mitra berbelanja di angka Rp100.000 saja, dengan jumlah 1.000 mitra tentu sudah mencapai Rp100 juta.

Bersama Jamkrindo, Budi dan Simon Berhasil Hadapi Pandemi hingga Mencetak Omzet Ratusan Juta

Parmono, akrab disapa Simon (kanan) bersama Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Riau Asrizal (kiri). Simon terus mengembangkan bisnis makanan ringan di masa pandemi, dan berhasil naik kelas dengan hingga minimal Rp50 juta setiap bulannya. /Istimewa

Kondisi serupa juga dirasakan Parmono. Pria asal Jawa Timur ini awalnya adalah karyawan pemasaran salah satu perusahaan makanan ringan untuk di wilayah Sumatra.

Simon, sapaan akrabnya, bekerja sejak 2006 lalu dan sudah berpindah antardaerah Sumatra mulai dari Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, dan Riau. Pada 2017, Simon memilih untuk mundur dan memulai usaha barunya yaitu camilan rumahan.

Awalnya Simon hanya punya empat varian camilan yang dijual dari pasar ke pasar, dengan mengandalkan motornya dan ditawarkan langsung ke pembeli. Tidak hanya itu dia juga mendatangi pusat keramaian di Pekanbaru seperti kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (car free day).

"Saya ingat dulu merintis itu jualan bareng sama istri bawa barang jualan di kiri dan kanan motor pake tas barang. Pernah juga kehujanan waktu pulang jualan. Ya begitulah perjuangannya di awal dulu," ujarnya.

Setelah hampir enam bulan berjalan, relasinya dengan sesama pelaku UMKM semakin bertambah dan mulai kenal dengan asosiasi dan komunitas pengusaha.

Lewat koneksi itu, dia bisa mengikuti pelatihan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian serta Dinas UMKM, dan mendapatkan informasi tentang perizinan usaha skala industri rumah tangga.

Tidak hanya itu, dia juga mengajukan proses sertifikasi halal dari MUI pada 2018 silam dan sudah berhasil mendapatkannya sehingga bisa menembus pasar minimarket modern.

Simon menerapkan sistem konsinyasi dalam penjualan produk, hingga sampai kini ada sekitar 100 toko atau outlet yang sudah bekerja sama. Pada sistem ini, uang omset berputar di toko dan akan diambil secara mingguan sesuai waktu restok barang.

Kendala yang pernah dihadapi seperti toko akhirnya tutup dan produk tidak dibayarkan. Situasi ini pernah terjadi di banyak lokasi sehingga Simon mengalami kendala untuk modal produksi kembali.

Dari rekan sesama UMKM, Simon akhirnya mendapatkan dukungan dari Jamkrindo berupa pinjaman lunak yang nilainya sekitar Rp35 juta. Modal ini digunakannya untuk menambah kapasitas produksi seperti kompor dan mesin produksi, sehingga produknya kini sudah punya hingga 13 varian.

Dengan upaya ini, usaha makanan ringan dengan brand Nafeesa Snack tersebut sudah punya omset sekitar Rp15 jutaan tiap pekan atau minimal Rp50 juta dalam sebulan.

"Sekarang kami restok bisa sampai 15-20 toko setiap minggu. Minimal 10 bungkus tiap toko, dan ada yang paling besar itu kami stok 200 bungkus tiap hari, yaitu di salah satu gerai oleh-oleh Pekanbaru," ujarnya.

PT Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo menyatakan hingga kini terus berkomitmen memacu UMKM Naik Kelas. Sikap ini diambil perseroan karena UMKM dinilai merupakan pondasi bagi perekonomian nasional dan berkontribusi bagi kebangkitan ekonomi di masa pandemi.

Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan mengatakan sebagai perusahaan penjaminan terbesar, pihaknya terlibat aktif dalam upaya mendorong agar UMKM bisa naik kelas.

Menurutnya penguatan UMKM ke depan dapat dilakukan dengan penguatan infrastruktur digital dan akses terhadap permodalan yang mudah dan tepat sasaran. 

“Kami menyiapkan berbagai infrastruktur dan akses pendukung demi memberikan kemudahan pengajuan penjaminan. Tak lupa juga untuk mengakomodir kebutuhan UMKM dalam hal pemberdayaan sehingga kedepannya dapat menjadi UMKM Naik Kelas,” ujarnya.

Dari data terbarunya, PT Jamkrindo dan anak usahanya PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar) mencatat telah melakukan penjaminan senilai Rp14,4 triliun untuk penjaminan kredit modal kerja (KMK). 

Perseroan telah merealisasikan penjaminan pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga saat ini yang terdiri dari Rp9,9 triliun oleh Jamkrindo dan Rp4,5 triliun oleh Jamsyar.

Selain itu keduanya tercatat telah memberikan penjaminan kepada 936.731 debitur, yakni para pelaku usaha yang memperoleh penyaluran KMK dari bank. Adanya penjaminan dinilai dapat meningkatkan kepercayaan perbankan dalam menyalurkan KMK.

“Jamkrindo bersama dengan anak perusahaan mendukung penuh program pemerintah melalui penjaminan KMK untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional,” ujarnya.

Dia menjabarkan bahwa penjaminan PEN bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha sektor riil dan sektor keuangan. Adanya penjaminan dinilai dapat mendukung mereka dalam menjalankan usahanya.

Sementara itu Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo, Suwarsito menambahkan pihaknya senantiasa meningkatkan aksesibilitas finansial UMKM dan koperasi melalui penyediaan penjaminan yang inovatif, kompetitif dengan pelayanan profesional, efektif dan efisien secara berkelanjutan.

Dia menyebutkan perseroan juga memiliki aplikasi Jamkrindo Online Suretyship (JOS). Dimana principal yang membutuhkan penjaminan proyek tidak harus datang langsung ke kantor Jamkrindo, melainkan cukup mendaftarkan diri melalui website suretyship.jamkrindo.co.id.

Tak hanya itu, Jamkrindo memiliki marketplace guarantee yaitu www.umkmlayak.co.id yang merupakan platform digital yang dibuat sebagai layanan akses modal usaha UMKM dan kebutuhan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. 

"Dalam membantu UMKM mengakses pembiayaan, platform UMKM Layak akan menjembatani antara UMKM yang memerlukan pembiayaan dengan lembaga keuangan yang menyalurkan pembiayaan UMKM."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper