Bisnis.com, PADANG - Cita rasa buah durian asal Provinsi Sumatra Barat sudah tidak diragukan lagi, meski tidak sepopuler durian Thailand. Penjualan durian Sumbar diklaim banyak tersebar di Sumatra dan Jawa.
Sehingga banyak orang luar dari Sumbar ingin mencicipi langsung durian yang baru jatuh dari pohon, dan hal itu memiliki sebuah potensi untuk menjadikan perkebunan durian jadi agro wisata.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Syafrizal mengatakan saat ini dapat dikatakan belum ada satupun buah durian di Sumbar yang memiliki nama yang khas, supaya lebih dikenal dan dikomersilkan.
"Kalau Medan, sudah ada nama duriannya yang dikenal di nusantara ini. Sementara di Sumbar, saya rasa belum ada nama durian yang khas dan dapat jadi durian unggulan Sumbar. Tapi soal rasa, buah durian di Sumbar tak kalah enak dengan durian lainnya," kata pria yang akrab disapa Jejeng ini, Jumat (11/6/2021).
Hal tersebut membuat banyak orang luar dari Sumbar, rela untuk berkunjung ke Sumbar untuk mencari dan membeli durian yang baru jatuh dari pohonnya. Karena memang, buah durian di Sumbar ini matang atau masaknya itu menunggu buah nya jatuh dari pohon dulu, bukan dipanen sama rata.
"Saya sudah sering sampaikan ke petani, jangan suka memanen buah durian yang belum saatnya dipanen. Biarkan jatuh, karena rasanya akan lebih enak jika buahnya masak di pohon," sebutnya.
Jejeng mengatakan melihat ketertarikan banyak orang dengan cita rasa durian di Sumbar, maka potensi itu bisa diarahkan kepada agro wisata. Dimana orang suka dan ingin tahu dengan durian di Sumbar, bisa langsung datang ke perkebunan durian, atau membelinya di dekat kawasan perkebunan.
Karena di Sumbar lahan perkebunan durian cukup luas dan tersebar di beberapa daerah.
Tercatat pada tahun 2020 luas tanaman durian di Sumbar ada berada di atas lahan 6.403 hektare yang ditanami oleh 643.054 pohon durian.
"Dengan sebanyak itu, produksi durian di Sumbar per tahunnya mencapai 131.430 ton," jelasnya.
Daerah produksi durian terbesar di Sumbar terdapat di Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang. Khusus untuk Kabupaten Solok Selatan terjadi peningkatan luas tanaman dari tahun 2019 sebanyak 1.678 pohon, menjadi 5.198 pohon di tahun 2020.
Sebagai bentuk mendukung perkebunan durian ini, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 521.849.2019 tanggal 13 November 2019 telah menetapkan kawasan durian pada sembilan kabupaten dan kota di Sumbar, yakni Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Agam, Tanah Datar, Dharmasraya, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pasaman dan Kota Solok.
Sementara untuk di Kabupaten Solok Selatan khusus penghasil durian di Lubuk Gadang Utara dan Jorong Koto Rambatan. Berdasarkan data sementara terdapat lebih 2.000 batang durian dengan 32 jenis buah durian.
Khas jenis durian di Solok Selatan yakni Durian Bulek dan Durian Kunyit. Untuk jenis durian itu, didorong untuk dapat menjadi daya tarik, sehingga orang luar daerah bisa datang ke Solok Selatan.
"Jadi khusus di Solok Selatan itu bisa dijadikan agro wisata. Selain di daerah itu sudah terkenal dengan wisata Seribu Rumah Gadang," ucap Jejeng.
Terkait potensi perkebunan durian di Solok Selatan, beberapa hari yang lalu di Solok Selatan telah digelar Festival Durian yang baru pertama kali digelar.
Bupati Solok Selatan Khairunas mengatakan sehubungan adanya Festival Durian itu, juga bentuk pengenalan keanekaragaman buah-buahan, yang saat ini menjadi hal yang sangat penting, tidak hanya di Solok Selatan, tapi juga di berbagai daerah Indonesia lainnya.
Dia menyebutkan secara umum, Indonesia khususnya Sumbar merupakan Negara yang memiliki plasma nutfah durian terlengkap di dunia. Bahkan Menteri Pertanian sendiri telah melepas 71 varietas durian unggulan yang terbukti kehandalannya seperti halnya durian sahalai sarawa, durian hijau, durian putiah, durian kunyit, dan lain sebagainya.
"Potensi buah durian sebetulnya sudah menjadi salah satu buah lokal unggulan Solok Selatan sejak dahulu kala yang memiliki cita rasa berbeda dibandingkan durian lokal daerah lainnya," sebutnya.
Begitupun dengan diselenggarakannya festival tersebut, juga sebagai bentuk penghargaan hasil panen para petani durian, rasa syukur dan rasa hormat kepada orang tua serta leluhur yang telah menanam durian dan hingga kini dapat dinikmati bersama.
Khairunas menjelaskan untuk tanaman durian di Solok Selatan dengan puluhan varian citarasa tersebut, ada durian yang usia pohonnya mencapai 80 sampai 90 tahun, mulai dari daerah Tanjung Durian, Abai, Buluh Kasok, Koto Rambah, Bariang, Sungai Durian, Durian Capang Tigo dan di desa lainnya. (k56)