Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Provinsi Aceh kuartal I/2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp41,68 triliun atau US$2,94 miliar.
Sementara itu, menurut keterangan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh pada Rabu (5/5/2021), PDRB tanpa migas adalah Rp40,39 triliun atau US$2,85 miliar.
Menurut BPS Aceh, ekonomi daerah itu dengan migas pada kuartal I/2021 terhadap kuartal I/2020 turun 1,95 persen (year-on-year/yoy), sementara capaian kuartal I/2020 turun 3,45 persen.
Pertumbuhan yoy kuartal I/2021 tanpa migas turun 2,15 persen, sementara pencapaian kuartal I/2020 turun 4,55 persen.
Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi yoy dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 10,37 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi y-on-y ada di komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 61,66 persen.
Ekonomi Aceh dengan migas pada kuartal I/2021 bila dibandingkan kuartal IV/2020 (quarter-to-quarter/qtq) turun 3,43 persen. Sementara qtq tanpa migas juga turun 3,03 persen.
Angkatan Kerja
BPS Aceh mengungkapkan pula bahwa jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 2,549 juta orang, meningkat 22.000 orang dibandingkan dengan Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga naik 0,04 persen poin.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2021 tercatat 6,30 persen, turun 0,29 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020. Penduduk yang bekerja tercatat 2,388 juta orang, meningkat 28.000 orang dari Agustus 2020.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (2,13 persen poin), sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu industri pengolahan (1,75 persen poin).
Baca Juga : BI Jamin Harga Bahan Pokok di Aceh Stabil |
---|
Selain itu, BPS menyebutkan pula bahwa 1,394 juta orang (58,35 persen) bekerja pada kegiatan informal, turun 1,53 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020.
Selanjutnya, persentase pekerja setengah penganggur dan pekerja paruh waktu turun masing-masing 2,49 persen poin dan 0,49 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020.