Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karhutla Melanda Sumatra, Dishut Sumbar Lakukan Langkah Antisipasi

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengaku bahwa dalam kondisi suhu udara yang terbilang terasa sangat panas ini, potensi karhutla di wilayah Sumbar bisa terjadi.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi./Bisnis-Noli Hendra
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda sejumlah daerah di Pulau Sumatra. Menanggapi hal itu, Provinsi Sumatra Barat pun melakukan langkah antisipasi.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengaku bahwa dalam kondisi suhu udara yang terbilang terasa sangat panas ini, potensi karhutla di wilayah Sumbar bisa terjadi. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai upaya supaya karhutla bisa diantisipasi.

"Sejauh ini dari pantauan sipongi, titik api (hot spot) yang berwarna merah di wilayah Sumbar belum terpantau. Tapi hot spot yang terpantau itu berwarna kuning, yang artinya tingkat kepercayaan terbilang rendah," katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Selasa (22/2/2021).

Dia menyebutkan dari pantuan sipongi yang dilakukan pagi dan sore, dari kondisi tiga hari terakhir ini ada 12 hot spot di wilayah Sumbar dan dalam kategori tingkat kepercayaan yang rendah.

Dimana 12 hot spot itu tersebar di Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Limapuluh Kota, dan Kota Padang.

"Antisipasi yang kita lakukan itu melakukan patroli ke daerah-daerah rawan terjadi karhutla, seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Pasaman Barat, Dharmasraya, Pasaman, dan Agam," jelasnya.

Selain melakukan patroli, Dishut juga tengah mempersiapkan surat yang akan ditujukan kepada Bupati dan Wali Kota se-Sumbar dimana surat itu berisi imbauan kepada daerah agar menyampaikan kepada perangkat pemerintah hingga ke desa-desa, supaya menghentikan kegiatan membakar lahan dengan sengaja.

Menurutnya dalam kondisi suhu udara yang terbilang panas ini, akan sangat berisiko terjadi karhutla. Untuk itu, melalui surat itu nantinya, benar-benar disosialisasikan dengan baik, agar mentiadakan aktivitas membakar, baik itu perkebunan maupun di lahan sawah.

Langkah lainnya, Dishut juga turut melibatkan peran komunitas Masyarakat Peduli Api. Dimana komunitas itu dibentuk atas persetujuan Dishut dengan maksud menjadi perpanjangan tangan Dishut di pedesaan.

"Masyarakat Peduli Api tidak seluruh desa di Sumbar ada. Mereka ada di desa-desa yang tergolong rawan terjadi karhutla. Seperti di Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Agam, Pasaman Barat, Dharmasraya, dan Pasaman," ucapnya.

Peran Masyarakat Peduli Api juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat, untuk menjaga dan melindungi hutan.

Terutama dalam kondisi seperti saat ini, Masyarakat Peduli Api akan memberikan pemahaman bahwa meniadakan aktivitas membakar lahan atau pascapanen. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper