Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen 54.675 Ton, Manggis Menjadi Komoditas Unggulan Sumbar

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan menargetkan perluasan lahan perkebunan komoditi manggis di daerah tersebut.
Buah manggis./Pertanian.go.id
Buah manggis./Pertanian.go.id

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan menargetkan perluasan lahan perkebunan komoditi manggis di daerah tersebut.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal mengatakan komoditi manggis kini menjadi komoditi unggulan, karena telah memiliki pangsa pasar yang besar yakni ekspor.

"Produksi manggis di Sumbar pada tahun 2019 mencapai 28.833 ton. Kalau secara nasionalnya itu Jawa Barat yang berada di peringkat pertama yakni 74.975 ton, dan barulah Sumbar di posisi kedua," katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Senin (18/1/2021).

Dia menjelaskan untuk potensi dan peluang pengembangan tanaman manggis di Sumbar memang cukup besar, baik ditinjau dari potensi lahan, keragaman jenis, maupun dari aspek petani dan teknologi.

Melihat pada wilayah pertumbuhan tanaman manggis di Sumbar mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi (dari 0 sd 900 mdpl).

Pada tahun 2019 tercatat pertanaman Manggis di Sumbar adalah 1.108.843 pohon yang ditanam di atas lahan mencapai 11.000 hektare lebih, dengan produksi sebesar 28.833 ton.

"Kini data yang bisa kita lihat di posisi 2019 ya, kalau untuk tahun 2020 belum sepenuhnya rampung dicatat sampai saat ini. Tapi diperkirakan ada kenaikan produksi di tahun 2020," ujarnya.

Dia menjelasan dari data perkiraan yang dirangkumnya sampai pertengahan Januari 2021 ini, untuk produksi manggis di tahun 2020 totalnya mencapai 54.675 ton. Artinya terjadi kenaikan produksi manggis di Sumbar di tahun 2020 ini ketimbang tahun 2019 sebanyak 28.833 ton.

"Produksi di tahun 2020 tumbuh sebesar 25.842 ton. Ini membuktikan bahwa komoditi manggis benar-benar potensial untuk dikembangkan di Sumbar," ucap dia.

Menurutnya di Sumbar produksi manggis terbesar terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan total produksi di tahun 2020 mencapai 20.696 ton.

Lalu juga ada Kota Padang sebesar 10.837 ton, Kabupaten Agam 6.921 ton, Kabupaten Sijunjung 4.550 ton, dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 4.448 ton.

"Sisanya tersebar di kabupaten dan kota lainnya di Sumbar. Hanya Bukittinggi yang tidak memproduksi manggis," tegasnya.

Pria yang akrab disapa jejeng ini menyebutkan untuk populasi manggis itu ada sebanyak 100 batang per hektar dengan rata-rata produksi 1 pohon 125,29 kg per pohon.

Varietas yang dibudidayakan diantaranya adalah varietas unggul lokal Ratu Kamang dan varietas unggul nasional diantaranya kaligesing/wanayasa/puspahiang.

"Saat ini, Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian telah bertekad menjadikan buah manggis sebagai komoditas unggulan tropis, hal ini harus difollow up oleh pemerintah daerah sebagai penentu kebijakan di tingkat daerah," ujar Jejeng.

Dia menyebutkan tekad pemerintah pusat tercermin pada telah ditetapkannya road map pengembangan tanaman manggis yang disertai dengan kebijakan dengan menetapkan arah dan pola pengembangan tanaman manggis, yang jelas dan didukung oleh pembinaan sumberdaya manusia baik petani sebagai pelaku utama maupun aparat sebagai penunjang.

Jejeng mengatakan sejauh ini di Sumbar menetapkan 12 kabupaten dan kota sebagai daerah kawasan manggis, melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 521.849.2019 tanggal 13 November 2019 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Daerah yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Agam, Solok, Pasaman, Pasaman Barat , Dharmasraya dan Kota Padang.

"Dengan adanya produksi yang cukup bagus itu, manggis di Sumbar pun di ekspor ke negara China. Eksportirnya berada di Kabupaten Limapuluh Kota," tegasnya.

Masuknya manggis Sumbar ke pasar ekspor, kata Jejeng, tidaklah semulus yang dibayangkan. Sepertinya soal kualitas, dimana manggis yang di ekspor itu haruslah memenuhi berbagai ketentuan dan persyaratan.

Seperti perkebunan manggis itu harus teregistrasi, punya rumah kemas (packing house) yang teregistrasi, bebas dari OPT seperti Lalat buah, kutu putih, dan kutu tempurung.

"Nah kita telah memiliki syarat itu, makanya sudah di ekspor ke Cina. Begitu juga pada masa pandemi tahun 2020, memang sempat terhenti, tapi kembali jalan setelah pemerintah mengakhiri PSBB," jelas dia.

Menurutnya pentingnya persyaratan itu dipenuhi, bertujuan untuk memastikan tidak terbawanya OPT berupa serangga hidup yang diantaranya adalah kutu putih, semut dan serangga hidup lainnya yang terbawa oleh buah manggis.

Untuk itu, potensi ekspor ini mendorong sejumlah pelaku usaha manggis mulai tertarik untuk melakukan registrasi lahan usaha yang merupakan salah satu persyaratan protokol ekspor.

Pada saat ini dibawah pendampingan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar baru menerbitkan 402 register lahan usaha manggis dengan luas lahan sebesar 259,16 ha berarti masih 2,66% kebun yang teregister hingga posisi tahun 2019.

"Hal ini menjadi pekerjaan yang harus dimaksimalkan sehingga kebun manggis yang ada di Sumbar memenuhi persyaratan untuk ekspor," sebutnya.

Registrasi Kebun merupakan penomoran atau pengkodean kebun/lahan usaha yang diberikan kepada kebun/lahan usaha yang telah memenuhi persyaratan budidaya secara baik dan benar sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan diberikan kepada operator (petani)/pemilik kebun.

Begitu juga untuk pendampingan yang intensif, juga harus terus dilakukan agar mutu manggis di Sumbar dapat meningkat.

Untuk itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan potensi manggis dari segi produktivitas dan dinamika bisnisnya.

"Setiap negara memiliki karakteristik permintaan manggis yang berbeda. Tiongkok misalnya, menyukai manggis berukuran besar. Dengan demikian, manggis-manggis yang berkualitas baik dan berukuran besar dipastikan menjadi komoditas ekspor ke Tiongkok," ujarnya.

Ternyata (manggis kecil) ada alternatif ekspor. Dubai lebih menyukai manggis dengan ukuran kecil. Selain itu, Dubai menjadi pintu masuk ekspor manggis ke negara lainnya, seperti Arab Saudi dan Perancis.

Dengan demikian, pembudidaya manggis tidak pernah kehilangan pasar. Dalam kondisi apapun, manggis tetap bisa diekspor ke berbagai negara. Kondisi ini tentunya menguntungkan para petani.

Apalagi, pada waktu-waktu tertentu permintaan pasar internasional cukup tinggi, sehingga harga jual manggis di bisa melonjak tinggi.

Potensi yang kuat tentunya dibayangi oleh sejumlah tantangan. Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikannya. Pengelolaan budidaya manggis membutuhkan berbagai teknologi.

Jejeng menyatakan selama ini pengelolaan masih dilakukan secara tradisional dan dilakukan secara turun temurun. Mengubah pola pikir dan kebiasaan petani manggis menjadi lebih terstruktur sangat dibutuhkan.

Dikatakannya untuk fakta di lapangan menunjukkan Petani sekarang masih berpikir bahwa manggis tidak perlu perawatan, padahal manggis telah dirasakan memberikan penghidupan.

Faktor budidaya menentukan kualitas manggis yang akan dipasarkan. Kualitas bagus harga pun tinggi, contohnya saja jarak tanam pohon dan pola perawatan intensif harus diperhatikan.

Selain itu, penanganan hama maupun jamur juga harus diantisipasi. Hal ini bertujuan mendorong peningkatan produktivitas manggis.

Untuk mendorong produksi dan produktivitas manggis di Sumbar melalui dana APBN dan APBD Provinsi telah dilaksanakan pemberian bantuan untuk intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan usaha manggis.

Selain itu pelaku usaha manggis juga dilatih melalui Sekolah Lapang/Bimbingan Teknis Good Agriculture Practices (SL-GAP) Budidaya Manggis untuk peningkatan kapasitas petani dalam pengelolaan lahan usahanya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper