Bisnis.com, PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman, Sumatra Barat, secara resmi menghadirkan Bank Sampah Sahabat Alam (BSSA) tepatnya di Desa Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan, yang didirikan oleh seorang anak muda yang telah lama memantau isu lingkungan seperti halnya sampah.
Kehadiran bank sampah itu, turut dibantu oleh PT Pertamina (Persero) Wilayah Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau. Bantuan yang diberikan berupa uang senilai Rp100 juta untuk menunjang keberlangsungan BSSA ke depannya.
Operation Head (OH) PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Terminal DPPU Minangkabau, Edi Junaidi mengatakan bahwa pihaknya setiap tahun selalu menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Pariaman tersebut.
"Untuk Kota Pariaman kita dari Pertamina MOR I DPPU Minangkabau menyalurkan sebesar Rp100 juta yang kita serahkan kepada BSSA yang diterima oleh Dasawisma Melati I Desa Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan itu," ujarnya pada Senin (9/11/2020).
Dia menjelaskan dengan adanya bantuan itu nantinya BSSA akan menjadi mitra dari Pertamina. Dimana dalam setiap produk dan program yang akan dicapai menjadi bagian dari PT Pertamina.
Sementara itu, pendiri sekaligus Pembina BSSA Desa Kampung Apar Ekho Kurniawan mengatakan dengan rasa bangga Pertamina bisa membantu BSSA di awal diresmikannya itu.
"Kita bersyukur bank sampah kita ini mendapatkan bantuan CSR PT Pertamina sebesar Rp100 juta. Nantinya kita pergunakan dana itu untuk pembuatan bank sampah, seperti mesin pengolah sampah serta tempat budi daya maggot," kata pria Lulusan S1 Teknik Lingkungan Universitas Andalas (Unand) Padang ini.
Dia mengemukakan dengan adanya dukungan dari Pertamina itu, pihaknya yakin akan dapat melanjutkan keberlanjutan dari BSSA.
Ekho dia pun komit untuk terus mengembangkan Bank Sampah tersebut agar lebih bermanfaat kehadirannya di tengah masyarakat, sehingga selain menjadikan bank sampah ini menjadi besar, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia menjelaskan alasan mendirikan bank sampah di Desa Kampung Apar itu, karena sejak dia remaja memang sangat tertarik dengan isu lingkungan, di mana masalah yang menjadi momok di setiap daerah dan negara di seluruh dunia adalah sampah.
Ekho pun tertarik untuk mengatasi masalah lingkungan ini dimulai dari hulunya, yaitu sampah dan sampah rumah tangga menjadi perhatian, karena masih banyak masyarakat yang tidak memahami pengelompokan sampah, dan masih banyak yang membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan.
"Dengan melihat fenomena tersebut, saya mengajak masyarakat dalam hal ini ibu-ibu di Dasawisma untuk membuat Bank Sampah Sahabat Alam, dan alhamdulillah mendapat respon yang baik, sehingga kita mengajukan proposal untuk mendapatkan CSR dari PT Pertamina," ungkapnya.
Ekho juga menjelaskan bahwa dirinya dalam BSSA ini mempunyai beberapa program dan kegiatan, mulai dari empat program unggulan yaitu Sedekah Hijau, Sampah Emas, Sedekah Jelantah, dan Sampah Dapur Jadi Sayur, sampai budi daya maggot dan eco enzyme.
Seperti untuk Program Sedekah Hijau nantinya masyarakat dapat memilah dan mengumpulkan sampah anorganik yang bernilai, untuk disedekahkan dalam bentuk uang dan makanan.
Program Sampah Emas adalah masyarakat menabung sampah anorganik yang sudah dipilah dan bernilai jual, untuk ditukarkan dengan emas sesuai dengan jumlah sampah yang disetorkan.
Dia menjelaskan untuk Program Sedekah Jelantah adalah masyarakat mengumpulkan minyak jelantah yang tidak dipakai lagi, dan diserahkan ke BSSA untuk dikelola dan nantinya kedepan akan diolah menjadi Biodiesel.
Lalu untuk Program Sampah Dapur Jadi Sayur sesuai dengan judulnya masyarakat dapat menukarkan sampah organik yang berasal dari rumah tangga atau industri untuk ditukarkan dengan sayuran baru.
"Inilah yang kita kerjakan kedepannya. Artinya tidak hanya lingkungan yang bersih, tapi dari sisi lainnya juga memiliki banyak manfaat bagi masyarakat," tegas Ekho.
Plt. Wali Kota Pariaman Mardison Mahyuddin mengapresiasi terbentuknya bank sampah di Desa Kampung Apar itu. Baginya, persoalan sampah sudah menjadi salah satu permasalahan yang cukup mengkhawatirkan bila tidak dikelola dengan benar.
Menurutnya, bank sampah bisa menjadi salah satu solusi terutama untuk sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga, sehingga nantinya peran masyarakat dalam mengelola sampah dan membudidayakannya dengan memilah sampah organik dan nonorganik dari rumah. "Nantinya di satu sisi juga dapat menjadi pemasukan bagi mereka."
Mardison juga mengatakan bahwa ada tiga manfaat yang didapat dengan adanya bank sampah ini. Pertama, masyarakat akan menjadi terbiasa mengumpulkan sampah sehingga tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Kedua, dengan terbiasanya masyarakat mengumpulkan sampah, maka lingkungan akan menjadi bersih dan asri. Lalu yang ketiga, dapat menjadi pemasukan bagi masyarakat.
Mardison juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk saling bekerja sama dan berkontribusi untuk menangani masalah sampah, dan mendorong menciptakan program-program berbasis bank sampah.
"Hal ini juga tidak terlepas dari bantuan yang diberikan PT Pertamina (Persero) Wilayah DPPU Minangkabau. Kepada Pertamina kami mengucapkan terimakasih atas penyaluran CSR nya di Kota Pariaman," kata Mardison.
Dia mengemukakan kehadiran bank sampah akan menjadi berkah bagi masyarakat sekitar, karena Pemkot Pariaman mendengar banyak program dari BSSA Desa Kampung Apar, sehingga dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap sampah, dan memanfaatkan sampah untuk meningkatkan ekonomi keluarga.