Bisnis.com, KEPULAUAN MENTAWAI - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, akan menambah luas lahan perkebunan sagu mencapai 10 hektare.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepulauan Mentawai Naslindo Sirait mengatakan tujuan perlu adanya penambahan lahan perkebunan sagu karena ingin menjadikan perkebunan sagu di Kepulauan Mentawai berbasis industri.
"Sagu merupakan kearifan lokal di Kepulauan Mentawai yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi ketahanan pangan secara luas dan memiliki potensi ekonomi," katanya ketika dihubungi Bisnis dari Padang, Rabu (21/10/2020).
Dia memperkirakan dari lahan sagu seluas 1 hektare saja bisa menghasilkan 20 ton sagu. Artinya keberadaan sagu sangatlah potensial untuk dikembangkan di Kepulauan Mentawai ini.
"Potensi ekonomi industri perkebunan sagu sangat besar. Selama ini, penjualan sagu masih berupa tepung sagu basah. Seharusnya diolah menjadi tepung pati sagu yang kering," ujar Naslindo.
Menurut dia pati sagu berkualitas tinggi adalah pati yang putih, bersih, kering, dan tidak berbau. Untuk itu, pemerintah akan melakukan tiga intervensi yakni pada sektor agronomi/penanaman, pengolahan, dan pemasaran.
"Kita coba memulai menanam dengan bibit varietas unggul. Kemudian, pemanfaatan teknologi atau mesin dalam pengolahan," ucap nya.
Dikatakannya bahwa pada pengembangan sagu juga bisa membuka peluang sektor peternakan di sekitarnya. Kemudian, limbah padat dan cair dari sagu bisa menjadi biogas/sumber energi dan pupuk.
Dengan demikian, Naslindo berharap akan ada percontohan perkebunan sagu dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta pengembangan keterampilan SDM melalui pelatihan, dan stimulasi kewirausahaan dari dana CSR.
Secara terpisah, Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake mengatakan pengembangan perkebunan sagu itu juga sesuai dengan amanat rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2020-2024.
Dimana pemerintah berencana mengembangkan industri berbasis perkebunan sagu. Hal ini dikarenakan sagu sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Kepulauan Mentawai sejak dahulu kaladari ujung pucuk hingga akarnya.
"Kehidupan masyarakat di Kepulauan Mentawai tidak lepas dari keberadaan komoditas pangan sagu yang juga bagian dari budaya dan ada filosofinya," sebut dia.
Dia menekankan bahwa sagu tidak hanya ditargetkan sebagai bahan pangan nasional namun merambah ke kancah internasional, memasuki pasar pangan dunia.
Untuk itu dikatakannya agar sagu di Kepulauan Mentawai bisa Go Nasional dan Internasional tentunya perlu ditingkatkan teknologi pertanian dalam pengolahannya.
"Jadi sagu ini selain menjadi sumber ketahanan pangan, ternyata sagu mengandung antioksidan dan baik untuk mencegah risiko penyakit jantung. Artinya sagu menyehatkan bila dikonsumsi dengan baik," ungkap wabup. (k56)