Bisnis.com, MEDAN - Tingkat pengangguran terbuka dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menduduki posisi tertinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain per Februari 2020. Tingkat pengangguran terbuka pada lulusan SMK sebesar 7,51% per Februari 2020 diikuti lulusan diploma di posisi tertinggi kedua, yakni 6,56%.
Data tersebut merupakan hasil perhitungan statistik yang dilakukan Badan Pusat Statistik (Sumut) akhir September lalu.
Ario Pratomo Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara menyebutkan fenomena ini merupakan dampak dari kualifikasi lulusan SMK di Sumut yang belum memadai.
“Ini artinya lulusan SMK di Sumut masih belum dirasakan memiliki kemampuan vokasional yang mencukupi untuk terserap di dunia kerja,” ungkap Ario, Senin (5/10/2020).
Menurutnya, fakta ini cukup menarik karena pada dasarnya pemerintah telah merencanakan peningkatan proporsi lulusan pendidikan vokasi seperti SMK. Namun data statistik menunjukkan hal berkebalikan.
Kondisi berkebalikan ditunjukkkan oleh persentase tenaga kerja berpendidikan rendah. Tingkat pengangguran terbuka lulusan sekolah menengah pertama hanya sebesar 3,72% dan lulusan sekolah dasar ke bawah berkisar 2,50%.
Menurut Ario, keterampilan lulusan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan alat-alat pendukung dan pembentuk keterampilan kerja dan praktek kerja yang dijalankan siswa. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Sumut harus melakukan analisis dan evaluasi mengapa fenomena ini dapat terjadi.
“Perlu dengan segera dicarikan jalan keluar dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan ini karena kewenangan pendidikan SMK berada di Pemerintah Provinsi Sumut,” pungkasnya.