Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menyediakan mesin pengolahan karet yang dapat digunakan petani untuk meningkatkan kualitas hasil panen.
Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Apriyadi mengatakan mesin sentrifuge tersebut dapat membantu petani untuk memisahkan air dan latex selama proses pengolahan getah.
“Hasil latex yang sudah dipisahkan tersebut nantinya akan dijual petani ke pabrik-pabrik yang ada di Muba,” katanya, Senin (5/10/2020).
Dia memaparkan mesin pengolahan tersebut dapat diakses petani di Desa Cipta Praja, Kecamatan Keluang. Daerah tersebut, kata dia, merupakan salah satu sentra perkebunan karet rakyat di Muba.
Menurut dia, pemkab berkomitmen menambah unit mesin sentrifuge jika produksi karet petani setempat dapat mencapai di atas angka 4 ton latex per hari.
“Pengembangan sektor perkebunan karet ini menjadi perhatian pemkab karena menjadi hajat hidup sebagian besar penduduk setempat,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pun mendorong produk olahan karet ini tidak sebatas hanya menjadi bahan latex saja tapi menjadi produk turunan lain seperti sarung tangan, tutup tabung gas, dan lainnya.
Sebelumnya, Muba menjadi pioner dalam penggunaan aspal karet untuk pembangunan sejumlah ruas jalan di daerahnya.
Langkah lanjutannya, ia menerangkan, Pemkab Muba akan mendirikan pabrik aspal karet yang nantinya akan menyerap 25.000 ton karet per tahun dari petani rakyat, yang tidak hanya di Muba tetapi juga di Sumsel.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengapresiasi upaya pengembangan sektor perkebunan karet yang dilakukan Pemkab Muba, terutama hadirnya pabrik aspal karet pada bulan Oktober 2020.
"Ini inovasi yang sangat baik sekali, semoga nantinya implementasi sangat berdampak positif kepada perekonomian warga Muba khususnya petani karet rakyat," kata dia.
Sejauh ini, Kabupaten Muba sudah mengoperasikan pabrik aspal karet di Sekayu dengan menyerap produksi petani setempat dalam bentuk lateks padat untuk menjadi campuran aspal hotmix.