Bisnis.com, PEKANBARU – Pemerintah Kota Pekanbaru sudah sejak dulu mencanangkan program menjadikan Pekanbaru sebagai pusat Meeting, Incentive, Convention, and Exhibitiont (MICE). Namun, selama masa pandemi Covid-19, program ini tak bisa dijalankan. Padahal potensi pendapatan daerah dari industri ini terbesar se-kabupaten/kota di Sumatra.
Kepala Dinas Parawisata Pekanbaru, Nurfaisal menjelaskan potensi Pekanbaru menjadi pusat MICE didorong lokasi tepat di tengah pulau Sumatra. Sebagai contoh penerbangan dari Jakarta dalam sehari mencapai 20 kali. Belum dari daerah lain seperti Bandung, Batam, Yogyakarta, Malaysia dan Singapura. Di Pekanbaru ada 215 hotel dengan 11.000 kamar.
Kabupaten/kota di sekitar Pekanbaru juga menyumbang pelaksanaan kegiatan MICE. Daerah tersebut melaksanakan kegiatan besar tetapi menginapnya di Pekanbaru. Misalkan kegiatan agama Budha di Bangkinang, mengundang sekitar 1.500 peserta, acara di Istana Siak, acara di Kepulauan Meranti, kegiatan Bono di Pelalawan, acara Pacu Jalur di Kuantan Singingi. Atau dari daerah tersebut mengadakan acara langsung di hotel-hotel Pekanbaru.
“Strategi pengembangan parawisata di Pekanbaru menggunakan konsep Pentahelix. Artinya bekerjasama dengan akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah dan media,” kata Nurfaisal.
Misalkan perguruan tinggi membuat acara nasional di Pekanbaru, dengan pengusaha mengunakan dana CSR untuk menyelenggarakan kegiatan, kemudian dengan komunitas seperti PHRI dan Asita, lalu seluruh OPD atau 43 OPD melaksanakan kegiatan nasional di Pekanbaru. Terakhir media bertugas mempromosikan wisata.
Mulai bulan Maret, Juli dan Agustus pihaknya melaksanakan kegiatan MICE bersama Pentahelix mencapai 7 kegiatan. Duit yang beredar diperkirakan mencapai Rp7,8 miliar. Sementara bulan April, Mei dan Juni tidak ada kegiatan karena PSBB.
Baca Juga
“Kita akan melanjutkan kegiatan MICE kalau zona merah Covid-19 ini berakhir,” tegas Nurfaisal.
Kalau pun MICE tetap dilaksanakan tentu ada pengurangan jumlah orang. Misalkan dari 50 orang menjadi 25 orang. Hal ini pun tidak bisa dilaksanakan sebab program untuk MICE di Pekanbaru memang tidak ada di masa pandemi. Pemerintah mengalihkan dana penyelenggaraan MICE untuk penanganan Covid-19. Ada sekitar Rp6 miliar dana yang dialihkan untuk penanganan pandemi ini.
Dampak dari pandemi tidak sampai membuat industri MICE tutup. Menurutnya masih bisa bertahan. Sebagai gambaran, tahun lalu ada sekitar 184 kegiatan MICE yang dilaksanakan di Pekanbaru. Dalam pelaksanaannya Dinas Parawisata Pekanbaru bersinergi dengan kelompok Pentahelix tadi.
Tempat penyelenggaraan yang mengundang banyak orang biasanya dilaksanakan di SKA Co-Ex karena mampu menampung hingga 5000 peserta.
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari pariwisata terbesar se-kabupaten/kota di Sumatra. Tahun ini, Kepala Dinas Parawisata Pekanbaru memprediksi pasti turun. Anggapan selama ini Provinsi Sumatera Barat dikenal dengan parawisatanya tetapi wisata tersebut terbagi-bagi menjadi daerah kecil kabupaten/kota. Sehingga, PAD dari sektor parawisata tidak telalu besar dibandingkan Pekanbaru.
“Itu tahun lalu, sekarang luluh lantak oleh Covid,” kata Nurfaisal.