Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Sumsel Tarik Lebih Banyak Investasi di Industri Pengolahan

Selama ini investasi yang masuk ke Sumsel masih berkutat pada sektor tersier, yang mencakup perdagangan dan jasa. 
Aktivitas karyawan di salah satu pabrik di Jakarta, Jumat (20/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Aktivitas karyawan di salah satu pabrik di Jakarta, Jumat (20/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mendorong investasi di sektor sekunder atau yang dapat menghasilkan nilai tambah dalam perekonomian. Salah satunya adalah industri pengolahan.

Kepala Biro Perekonomian Afrian Joni selama ini memang investasi yang masuk ke Sumsel masih berkutat pada sektor tersier, yang mencakup perdagangan dan jasa. 

“Padahal investasi yang bagus bila ada nilai tambah dari kegiatan usaha tersebut, berarti harus ada industri pengolahan yang banyak [sektor sekunder], kita perlu hilirisasi industri. Kalau cuma perdagangan kita tidak dapat apa-apa,” katanya kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).

Menurut Joni, realisasi investasi yang masih dalam tren meningkat menunjukkan bahwa iklim investasi di provinsi itu kondusif. Terbentuknya iklim investasi itu tidak terlepas dari dukungan kemudahan regulasi yang dibuat pemda bagi investor serta jaminan keamanan dalam berusaha. 

“Terlebih infrastruktur juga sudah bagus walaupun tetap harus ditingkatkan,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga berkomitmen untuk mempermudah perizinan usaha. Menurut dia, pengurusan izin di tingkat provinsi sudah cepat, bahkan 3 menit sudah bisa terbit.

Hanya saja, investor memang tetap harus mengurus perizinan lainnya, seperti izin lokasi, amdal dan IMB di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan lokasi usaha.

“Memang alangkah baiknya jika kita mempunyai satu kawasan yang terpusat untuk industri, sehingga insentif bagi pelaku usaha itu akan lebih terasa dan mudah jika mau berinvestasi di kawasan tersebut,” katanya. 

Oleh karena itu, Pemprov tetap berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api—Api (TAA) di Kabupaten Banyuasin.

“Mereka [investor] mau investasi di industri pengolahan harus ada infrastrukturnya, pelabuhan harus tersedia, kawasan industrinya harus ada maka Sumsel akan lebih siap bersaing,” katanya.

Diketahui, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel mencatat realisasi investasi hingga Semester I/2020 telah mencapai Rp11,86 triliun. Capaian itu setara dengan 48,53 persen dari target senilai Rp24,6 triliun.

Kepala DPMPTSP Sumsel Megaria mengatakan investasi yang masuk ke Sumsel masih didominasi modal asing. Di mana penanaman modal asing (PMA) tercatat senilai Rp7,39 triliun. Sementara untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp4,45 triliun.

“Sektor tersier menjadi penyumbang terbesar investasi. Diikuti sektor primer seperti pertambangan, kehutanan dan ketahanan pangan. Dan ketiga sektor industri,” katanya.

Adapun penanaman modal di sektor tersier itu mencakup kegiatan jasa, hotel, restoran, konstruksi listrik, gas dan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper