Bisnis.com, PALEMBANG – Jumlah penduduk miskin di Sumatra Selatan (Sumsel) bertambah sebanyak 14.420 orang pada Maret 2020, sehingga menyebabkan angka kemiskinan provinsi tersebut naik 12,66 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, penambahan 14.420 ribu penduduk tersebut membuat Sumsel memiliki 1,08 juta orang yang hidupnya di bawah garis kemiskinan.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumsel, Timbul P. Silitonga, mengatakan naiknya jumlah penduduk miskin pada periode tersebut disebabkan banyak faktor.
“Ada kondisi makro yang menjadi penyebabnya, seperti pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2020 yang melambat dibanding tahun lalu, begitu pula inflasi pada Maret yang berpengaruh terhadap kenaikan harga yang dikonsumsi penduduk,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/7/2020).
Dikatakan, jika dilihat dari sektor usaha yang digeluti penduduk miskin tersebut, misalnya perkebunan karet juga mengalami penurunan harga komoditas.
“Karet pada Maret turun jadi Rp6.000 dibanding September 2019 begitu pula pah buruh juga turun, artinya jelas pendapatannya pun terdampak,” katanya.
Pihaknya pun berharap pemerintah dapat melakukan intervensi lebih dalam lagi terhadap penduduk yang hampir miskin agar mereka tak jatuh ke garis kemiskinan, apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Sementara itu, Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan garis kemiskinan digunakan sebagai batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin.
“Garis kemiskinan di Sumsel pada Maret 2020 sebesar Rp439.041 per kapita per bulan. Angka itu meningkat dibanding September 2019 yang senilai Rp425.808 per kapita per bulan,” kata dia.