Bisnis.com, PALEMBANG - Pemprov Sumatra Selatan bakal membentuk tim khusus untuk memudahkan penyerapan kredit usaha rakyat atau KUR yang diprioritaskan bagi petani di provinsi tersebut.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan petani cenderung sulit menyerap bantuan permodalan lantaran mereka belum bankable. Padahal gubernur memastikan bahwa sebenarnya tak sedikit petani yang memiliki kemampuan dan disiplin dalam membayar pinjaman di bank.
"Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8 juta-Rp9 juta saja. Masalahnya karena sasaran tidak bankable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar," katanya, Selasa (14/7/2020).
Deru menjelaskan tim khusus tersebut berperan untuk memudahkan petani mendapatkan KUR tanpa repot dengan administrasi dan agunan.
"Saya sebagai Gubernur ingin menjamin tapi tentu dengan SOP yang benar demi untuk petani. Tim inilah nanti yang akan bekerja keras," jelasnya.
Dia memaparkan nantinya tim tersebut akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran, termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK). Selanjutnya, dilakukan kerja sama dengan pihak perbankan di antaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Sumsel Babel.
Menurut Deru, saat ini Sumsel bisa masuk peringkat 5 besar sebagai daerah tertinggi penghasil pangan, dengan penyaluran KUR yang maksimal dirinya optimistus Sumsel bisa naik ke peringkat tiga besar.
"Dibandingkan dengan Pulau Jawa, kita masih sangat punya potensi karena lahan kita sangat luas sedangkan mereka kan terbatas. Jadi saya masih yakin sekali, " tambahnya.
Sementara itu Kepala OJK Regional 7 Sumbagsel, Untung Nugroho, mengatakan pihaknya mengapresiasi inisiatif gubernur untuk berkoordinasi dengan semua pihak terkait penyaluran KUR.
"Ini sangat bagus sekali sehingga permasalahan petani di lapangan bisa langaung terserap. Adapun untuk KUR ada 11 bank penyalur di Sumsel," ujarnya.