3 Kota di Sumatra Utara Alami Deflasi

Komoditas utama penyumbang deflasi selama Juni 2020 di Medan antara lain ikan dencis, bawang merah, bawang putih, angkutan udara, cabai merah, minyak goreng, dan gula pasir.
Petani Sedang menjemur bawang merah./Bisnis-Arief Hermawan P.
Petani Sedang menjemur bawang merah./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, MEDAN — Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Utara melaporkan tiga kota indeks harga konsumen di Sumut mengalami deflasi yakni Pematangsiantar 0,13 persen, Medan 0,09 persen, dan Padangsidimpuan 0,02 persen, sedangkan dua kota lainnya mengalami inflasi, yaitu Sibolga 0,13 persen dan Gunung Sitoli 0,22 persen.

Dengan demikian, gabungan 5 kota indeks harga konsumen (IHK) di Sumatra Utara pada Juni 2020, deflasi 0,07 persen. Deflasi terjadi karena penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,14 persen, kelompok transportasi 0,19 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,37 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga inflasi 0,05 persen, sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. 

Komoditas utama penyumbang deflasi selama Juni 2020 di Medan antara lain ikan dencis, bawang merah, bawang putih, angkutan udara, cabai merah, minyak goreng, dan gula pasir. Dari 24 kota IHK di Pulau Sumatra, 16 kota tercatat inflasi.

Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatra Utara Gunawan Benjamin mengklaim telah memperkirakan deflasi Sumut pada Juni 2020. Dia mencatat komoditas pangan yang mengalami penurunan di antaranya bawang merah sekitar 21 persen dan bawang putih 23 persen. 
 
Meski demikian, kata dia, tren deflasi ini bukanlah berita yang menggembirakan. "Ada banyak sentimen negatif pelemahan daya beli masyarakat. Pemerintah harus melakukan upaya serius untuk memperbaiki daya beli itu," katanya, Rabu (1/7/2020).

Menurutnya, pemerintah daerah perlu segera menyalurkan program bantuan. Apalagi transisi menuju tatanan normal baru yang diharapkan pemprov belum berjalan maksimal.
Gunawan memperkirakan tren dflasi masih akan terjadi pada bulan selanjutnya. Hal ini dikarenakan harga daging ayam dan telur masih bertahan tinggi dan di atas harga keekonomiannya. Apalagi, jika aktivitas ekonomi masyarakat tak kunjung berbalik menguat. 

Penyebaran Covid-19 di Sumut makin meluas dan jumlah kasusnya meningkat. Hal ini menimbulkan masalah bagi ekonomi Sumut. "Jangan sampai pengusaha belum sepenuhnya membuka usaha, sementara bantuan ke masyarakat terkendala dan daya beli terpuruk. Ini yang harus segera dihindari," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper