Bisnis.com, PEKANBARU - Berlakunya masa new normal (kenormalan baru) di Provinsi Riau disambut kenaikan harga daging ayam, karena pasokan ayam terus menurun. Padahal, permintaan ayam menlonjak menyusul beroperasinya rumah makan dan restoran.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menjelaskan bahwa pasokan daging ayam memang dikurangi ketika harga anjlok ketika pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kala itu, permintaan dari masyarakat yang berkurang menyebabkan pasokan berlimpah.
"Ketika [PSBB] peternak panen dengan suplai kecil. Setelah PSBB kita akhiri, beberapa industri kuliner dan rumah makan sudah mulai buka kembali otomatis permintaan juga meningkat. Sementara suplai terbatas karena produksi dikurangi. Mungkin ini menjadi salah satu pemicu dari kenaikan harga tersebut," jelas Ingot seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (10/6/2020).
Ingot menunjukkan bahwa harga daging ayam bisa stabil kembali ke level Rp25.000-Rp26.000 per kilogram dari harga saat ini yang mencapai Rp33.000 per kilogram. Menurutnya, peternak akan melihat potensi pasar yang kembali normal sehingga bakal menambah tingkat produksi.
“Ketika ada keseimbangan antara suplai dan permintaan, mungkin akan kembali ke harga normal, sekitar Rp26 ribu dan Rp27 ribu," terangnya.
Berdasarkan Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 399 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan Pelaksanaan Pedoman Perilaku Hidup Baru Masyarakat Produktif dan Aman dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) di Kota Pekanbaru, memutuskan pemberlakuan masa kenormalan baru mulai 9 Juni 2020.
Masyarakat pun mulai dapat beraktivitas seperti biasa tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak.