Bisnis.com, PALEMBANG - Ekspor Sumatra Selatan ke sejumlah negara yang terdampak virus Corona mulai anjlok pada Februari 2020, terutama ke pasar utama yakni China.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, ekspor Sumsel ke China turun 28,59 persen, yakni senilai US$76,50 juta dari semula US$105,09 juta pada Januari 2020.
Penurunan nilai ekspor juga tertuju pada negara Korea Selatan yang sebesar 13,95 persen dari semula US$23,53 juta menjadi US$9,59 juta. Ekspor ke India juga tercatat turun 13,34 persen dari US$31 juta menjadi US$17,67 juta.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan penurunan ekspor ke negara tujuan utama itu telah memengaruhi kinerja ekspor Sumsel pada Februari 2020 yang turun 16,31 persen.
“Ada beberapa komoditas andalan Sumsel yang ekspor utamanya ke China, seperti pulp, kertas tisu. Sementara India menjadi tujuan ekspor batu bara Sumsel,” katanya, Senin (16/3/2020).
Endang mengatakan bubur kayu/pulp menempati posisi dua teratas dalam penyumbang ekspor nonmigas Sumsel dengan share sebesar 30,77 persen. Ekspor komoditas itu senilai US$61,46 juta atau merosot 39,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai US$100,85 juta.
Sementara untuk ekspor batu bara, yang menduduki peringkat ketiga dalam komoditas andalan Sumsel, tercatat senilai US$61,23 persen atau turun tipis 6,56 persen.
Secara keseluruhan nilai ekspor Sumsel pada Februari 2020 sebesar US$291,83 juta turun dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai US$348,69 juta.
Selain memengaruhi ekspor, dampak ekonomi dari penyebaran COVID-19 turut berimbas terhadap arus barang masuk atau impor dari sejumlah negara ke provinsi itu.
Endang mengatakan impor Sumsel mencapai US$36,33 juta atau turun 33,67 persen dibandingkan Januari 2020 yang senilai US$54,77 juta.
“Pangsa impor tertinggi masih dari Tiongkok, bulan lalu impor dari sana turun 15,15 persen,” katanya.