Bisnis.com, PALEMBANG – Gaya hidup ramah lingkungan belakangan ini marak menjalar di masyarakat perkotaan, mulai dari membawa tas belanja berbahan kain atau menyeruput es kopi dengan sedotan stainless steel.
Tren gaya hidup tersebut marak diterapkan seiring kesadaran masyarakat terhadap tingginya jumlah sampah plastik yang berasal dari konsumsi masyarakat sehari-hari. Atas kesadaran tersebut pula, berbagai inovasi produk ramah lingkungan lahir sebagai pilihan alternatif pengganti produk plastik.
Salah satunya adalah piring berbahan pelepah pinang, produk yang dihasilkan masyarakat Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
Salah satu pengrajin piring pelepah pinang, Supriyanto, mengatakan untuk memproduksi peralatan makan dari pelepah pinang ini tidak terlalu sulit.
“Sebelum cetak, pelepah harus dibasahi agar lebih lentur dan tidak gampang sobek,” kata ketua Koperasi Mendis Maju Bersama (MMB) itu baru-baru ini.
Dia melanjutkan, piring dikeringkan baik menggunakan pemanas elektrik maupun secara manual di bawah terik matahari. Kemudian, dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Selanjutnya pelepah ditaruh ditempat penyimpanan bahan baku atau bisa langsung di cetak
Supriyanto bersama 3 warga Desa Mendis lainnya mengaku produksi piring pelepah pinang dikerjakan tanpa hari libur. Meski tanggal merah, pihaknya tetap berproduksi memenuhi permintaan restoran di Jakarta.
"Pendatang sangat tertarik untuk oleh-oleh bahkan mereka ada yang minta dikirim piring dan kotak nasi sebanyak 2.500 biji," ujarnya.
Inovasi yang diciptakan warga Desa Mendis juga didukung pihak terkait yang concern terhadap isu lingkungan, mulai dari Pemkab Muba, TP. PKK Muba, serta lembaga nonprofit ZSL Indonesia.
Para pihak tersebut juga menilai piring pelepah pinang itu berpotensi untuk meningkatkan pendapatan warga setempat.
Bupati Muba Dodi Reza Alex mengatakan program pemberdayaan masyarakat dan inovasi produk ramah lingkungan akan menjadi fokus pengembangan pengelolaan pelepah pinang.
“Pelepah pinang yang dikelola menjadi wadah makanan pengganti styrofoam dan plastik ini akan terus diproduksi secara berkelanjutan,” katanya.
Bahkan, bupati mengklaim saat ini jumlah pemesanan sudah mencapai 65.000 piring yang berasal dari pemilik restoran di Bali dan Jakarta.
Dia memastikan ketersediaan bahan baku serta memberdayakan masyarakat Muba atau pekerja lokal asal Muba untuk dibina oleh Pemkab Muba, Pemerintah Desa, TP PKK bersinergi dengan tim ZSL.
“Pemkab Muba TP PKK Muba akan bersinergi bersama Pemerintah Desa. Intinya ini harus berkelanjutan karena produk ini menjawab isu lingkungan khususnya isu penggunaan plastik di Indonesia selama ini,” katanya.
Dodi berujar ke depan Pemkab Muba akan mendukung produk itu untuk mengikuti rangkaian uji klinis hingga pengembangan produk lainnya.
Inovasi piring itu, menurut Dodi, sebagai langkah konkrit pengentasan kemiskinan warga pedesaan yang ada di Muba.
Senada Ketua TP PKK Muba Thia Yufada mengatkaan pihaknya akan terlibat dalam pendampingan dan pemasaran produk inovasi pelepah pinang.
"Kami juga akan turun ke lapangan dan turut mengajak kaum ibu-ibu di pedesaan untuk andil dalam pembuatan produk ini. Kita akan pastikan ketersediaan bahan baku," ujarnya.
