Bisnis.com, MEDAN—PT Putra Inti Nodigon atau yang dikenal Pin Development, pengembang properti asal Kota Medan, tengah gencar menambah cadangan lahan di Kota Medan untuk proyek-proyek baru serta memuluskan rencana penawaran umum saham perdana pada 2021.
Chief Executive Officer Pin Development Melvin Chandra mengatakan, ekspansi penambahan cadangan lahan di Kota Medan seiring dengan tingginya permintaan hunian kalangan kelas menengah di rentang harga Rp500 juta – Rp600 juta.
“Kami fokus di properti dengan harga jual Rp500 juta – Rp600 juta, karena pasar ini yang paling besar. Sejak didirikan 10 tahun lalu, kami telah membangun 25 cluster dengan rata-rata hunian per cluster sebanyak 40 unit,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (14/11/2019).
Pada tahun ini, lanjutnya, perusahaan telah berhasil memasarkan lima cluster yang rata-rata terdiri dari 40 unit rumah. Di akhir November ini, perusahaan akan kembali meluncurkan proyek keenam dengan segmentasi pasar yang sama, yakni kalangan kelas menengah.
Perusahaan telah memiliki cadangan lahan sebesar 5-6 hektare di Kota Medan. Selain akan dikembangkan menjadi cluster-cluster hunian, perusahaan juga akan menyiapkan satu lahan dengan ukuran besar yang akan dikembangkan menjadi apartemen.
Pada tahun depan, lanjutnya, perusahaan akan mengembangkan 10 cluster dengan total hunian berjumlah sekitar 400 unit. Secara histori, rata-rata penjualan Pin Development setiap tahun tumbuh 20%.
Pada tahun ini, penjualan perusahaan tumbuh 50% dibandingkan dengan 2018. Adapun dengan total proyek sebanyak 10 cluster pada tahun depan, maka kinerja penjualan pada 2020 diperkirakan tumbuh 100% dibandingkan tahun ini.
Burhan Tandoko, Chief Brand Officer Pin Development, mengatakan perusahaan berencana melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 2021. Proses administrasi initial public offering (IPO) akan dilakukan pada 2020.
“Tahun depan kami akan memulai proses IPO, kalau berjalan lancar maka 2021 akan resmi IPO. Dana yang diraih dari IPO akan digunakan untuk mengembangkan proyek apartemen di Kota Medan. Kelak apartemen tersebut yang akan menjadi recurring income,” tuturnya.
Di masa mendatang, lanjutnya, perusahaan tetap fokus mengembangkan apartemen-apartemen dengan segementasi pasar kalangan menengah. Hal ini seiring dengan hasil riset internal perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan kalangan berpendapatan menengah sangat pesat di Kota Medan.
Di Kota Medan, lanjutnya, proyek properti dengan nilai jual di atas Rp1 miliar mengalami penurunan permintaan. Sementara proyek properti dengan nilai jual Rp500 juta – Rp600 juta sangat tinggi peminatnya.
Kelak, proyek apartemen yang dibangun akan menopang pendapatan perusahaan dan memberikan rasa aman kepada investor yang memegang saham perusahaan.