Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riau Kebut Realisasi APBD untuk Redam Pelemahan Ekonomi Akibat Bencana Asap

Pemprov Riau menyatakan pihaknya mengantisipasi pelemahan ekonomi yang disebabkan bencana kabut asap, dengan mendorong peningkatan realisasi APBD.
Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap pekat yang mengakibatkan jarak pandang menurun drastis di Kota tersebut./Antara
Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap pekat yang mengakibatkan jarak pandang menurun drastis di Kota tersebut./Antara
Bisnis.com, PEKANBARU - Pemprov Riau menyatakan pihaknya mengantisipasi pelemahan ekonomi yang disebabkan bencana kabut asap, dengan mendorong peningkatan realisasi APBD.
 
Penjabat Sekdaprov Riau Ahmadsyah Harrofie mengatakan fluktuasi ekonomi daerah yang naik dan turun merupakan hal biasa.
 
"Tapi kami dari pemda meminta kepada semua satuan kerja agar dapat menggesa realisasi APBD," ujarnya Senin (14/10/2019).
 
Dia menjelaskan dengan realisasi dan belanja daerah yang maksimal, anggaran itu akan turun ke masyarakat dan menggerakkan perekonomian setempat.
 
Langkah ini diharapkan mampu menekan pelemahan ekonomi yang disebabkan bencana kabut asap sejak Juli hingga akhir September lalu.
 
Sebelumnya kondisi ekonomi di wilayah Riau diperkirakan melemah 0,2 persen karena kasus kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kabut asap dalam dua bulan terakhir.
 
Kepala Perwakilan BI Riau Decymus mengatakan pihaknya melakukan penghitungan dampak kabut asap akibat karhutla, dengan pendekatan berdasarkan hitungan yang sudah pernah dilakukan Bank Dunia pada kasus sejenis 2015 silam.
 
"Soal kabut asap ini penghitungannya dilakukan dengan pendekatan berdasarkan perhitungan Bank Dunia untuk kasus asap dan karhutla 2015 lalu, hasilnya perhitungan kami kabut asap akan berdampak ke pelemahan ekonomi Riau sebesar 0,2 persen sampai akhir tahun," ujarnya.
 
Dengan perkiraan pelemahan itu, target pertumbuhan ekonomi Riau turut terkoreksi dari sebelumnya di rentang 2,6 hingga 3 persen, menjadi 2,4 hingga 2,8 persen.
 
Beberapa bagian yang masuk dalam penghitungan dampak ekonomi akibat asap diantaranya yaitu jumlah hotspot atau titik api. Hingga September 2019 tercatat ada 2.250 hotspot, sedangkan 2015 lalu jumlahnya sebanyak 7.155 hotspot.
 
Lalu dari lahan terbakar, 2019 BI mencatat lahan terbakar seluas 49.000 hektare, lebih rendah dibandingkan 2015 yang mencapai 184.000 hektare. Kemudian curah hujan 2019 tercatat 140,4 sedangkan 2015 lalu mencapai 194,8.
 
Untuk lama durasi kabut asap, 2019 ini tercatat Riau sudah diselimuti asap selama 2 bulan, sedangkan 2015 lalu lebih lama yaitu 4 bulan.
 
Selanjutnya dari sisi okupansi perhotelan di triwulan III/2019 mengalami penurunan sebesar 3 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya. 
 
Di sektor perkebunan BI mencatat penurunan produksi sawit sebesar 9,8 persen, lebih rendah dibandingkan 2015 yang sebesar 12,62 persen.
 
"Lalu di pendidikan, libur sekolah selama 9 hari, kesehatan tercatat jumlah penderita ISPA naik 72 persen, konsumsi energi listrik naik 3,1 persen, sedangkan sektor perdagangan turun 2,15 persen," ujarnya.
 
Adapun untuk sektor penerbangan, tercatat ada 7 jadwal dibatalkan, serta 50 jadwal penerbangan terganggu seperti dialihkan, terlambat atau bahkan kembali ke bandara asal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper