Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Sumsel Babel siap mengelola dana bantuan operasional sekolah atau BOS yang disalurkan secara nontunai melalui aplikasi cash management system atau CMS kepada seluruh sekolah yang ada di Kota Palembang pada tahun depan.
Direktur Operasional Bank Sumsel Babel, Oktiandi, mengatakan pihaknya telah berpengalaman dalam mengelola dana institusi, seperti pemerintah daerah maupun perguruan tinggi yang ada di daerah tersebut.
“Ini[CMS] bukan hal yang baru bagi kami hanya saja untuk BOS nontunai ada perlakuan berbeda karena pakai aplikasi tersendiri,” katanya di sela sosialisasi aplikasi BOS nontunai, Rabu (18/9/2019).
Baca Juga
Oktiandi menerangkan saat ini pihaknya telah mengembangkan CMS BOS nontunai untuk 12 sekolah di Kota Palembang dan terus diperluas menjadi 50% dari jumlah sekolah di Kota Palembang dan 12 sekolah masing-masing kabupaten/kota selain Palembang.
Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Kota Palembang, jumlah sekolah di kota itu mencapai 120 sekolah dasar (SD) dan 248 SMP baik negeri dan swasta.
Pihaknya optimistis dapat melayani BOS nontunai untuk seluruh sekolah tahun depan, apalagi transaksi pembayaran nontunai dalam BOS tersebut merupakan salah satu inisiatif untuk perbaikan tata kelola keuangan Pendidikan.
Menurut Oktiandi, Bank Sumsel Babel merupakan satu dari enam bank pembangunan daerah (BPD) di Tanah Air yang ditunjuk menjadi piloting untuk pelaksanaan dan penggunaan aplikasi dana BOS secara nontunai sejak 1 Juli 2017.
“Setelah kami evaluasi penggunaan aplikasi BOS nontunai telah memermudah pihak sekolah untuk transaksi belanja hingga membuat laporan pertanggungjawaban,” katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Rupiah, Layanan dan Administrasi Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, I Gede Arnawa, mengatakan aplikasi Dana BOS nontunai yang diterapkan Bank Sumsel Babel merupakan implementasi dari gerakan nasional nontunai (GNNT).
“Bank berperan sebagai perantara sekolah dan mitra/rekanan dalam aplikasi BOS nontunai. Di mana ketika pihak sekolah ingin berbelanja barang harus membayar dengan transfer rekening tidak lagi tunai, dan itu bisa dilakukan lewat aplikasi tersebut,” jelasnya.
Menurut Arnawa, penerapan tersebut bisa memperkecil risiko belanja, tingkat akurasi lebih tinggi dan meringankan pihak sekolah dalam urusan administrasi ketimbang transaksi secara tunai.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto menambahkan, pihaknya mendorong dana BOS sepenuhnya atau 100% disalurkan secara nontunai.
“Saya himbau sekolah yang ada di Palembang mau menerima 100% dana BOS secara nontunai dari saat ini minimal 40% karena manfaatnnya sangat banyak bagi tata kelola keuangan yang baik,” katanya.
Dia memaparkan saat ini aplikasi Dana BOS nontunai digunakan untuk pembayaran belanja barang dan jasa, belanja modal dan pembayaran upah guru honorer.