Bisnis.com, MEDAN – Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprov Sumut) Sabrina mengatakan agar tempat bersejarah tidak hanya sekdar peninggalan, tempat tersebut harus memiliki kegiatan belajar mengajar.
Sebelumnya, Sabrina yang telah mengunjungi Kesawan, Situs Kota China hingga Hutan Mangrove mengharapkan tempat tersebut bukan sekedar peninggalan masa lalu.
“Jadi kalaupun mau buat museum, ya tidak sekedar peninggalan. Karena tetap ada kegiatan belajar mengajar,” ujarnya dikutip Senin (22/7/2019).
Tak hanya itu, dia juga mendatangi Museum Situs Kota China di Medan Marelan untuk melihat peninggalan sejarah kuno yang disebutkan berasa dari berbagai negara pada masa lampau. Menurutnya apa yang ada di tempat ini sangat baik dan memberikan pendidikan sejarah khususnya bagi generasi muda.
“Kalau bisa di tempat ini, dibuat juga informasi mengenai situs menggunakan bahasa asing, Inggris dan China. Minta bantuan nanti kepada yang paham. Supaya yang datang bisa mengerti,” sebutnya.
Di halaman belakang Museum Kota China, Sekda juga sempat menikmati pertunjukan Teater Rumah Mata yang menampilkan cerita tentang Tembikar, hasil karya pendahulu menggunakan bahan tanah. Penampilan sederhana dari anak muda penduduk sekitar pun mendapat apresiasi. Apalagi di bagian lain halaman belakang itu, ada kegiatan pengolahan sampah plastik dan botol air mineral menjadi meja dan barang berguna lain.
Baca Juga
Tidak hanya itu, beranjak dari Museum Kota China, Sekda juga mendatangi Rumah Baca yang dikelola Rumah Mangrove Indonesia. Baginya, kepedulian aktivis penjaga hutan mangrove kepada anak usia sekolah begitu penting. Karena masih banyak anak nelayan yang ikut melaut dan tidak sekolah akibat tuntutan ekonomi.
“Kasihan juga kan kalau seusia mereka harus melaut, karena mereka itu harusnya sekolah. Bagus lah ada kegiatan Rumah Baca, biar anak-anak itu bisa mendapat pendidikan,” sebut Sekda.
Sementara Sejarawan Ichwan Azhari menuturkan bahwa di Kota Medan ada begitu banyak bukti sejarah peninggalan masa lalu. Namun banyak juga yang hilang karena alasan pembangunan dan sebagainya. Termasuk juga hutan mangrove di kawasan Medan Utara yang diperkirakan berusia tua.
“Banyak yang kita coba perjuangkan supaya bangunan bersejarah tidak diruntuhkan, tetapi memang sering kalah. Jadi tinggal barang-barang yang tersisa yang bisa kita kumpulkan sebagai bukti sejarah,” ujar Ichwan yang juga membawa Sekdaprov mengunjungi lokasi hutan manvrove di Danau Siombak.