Bisnis.com, BATAM -- Rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam menjalankan rencana strategis dalam bentuk pengembangan logistic hub berskala internasional mendapat dukungan dari Komisi VI DPR RI.
Rencana yang mencakup pengembangan Pelabuhan Batu Ampar itu dinilai mendesak untuk direalisasikan. Pelabuhan yang berdiri sejak 1970 itu dipandang kurang memadai. Kapasitasnya masih minim, termasuk fasilitas dan peralatan bongkar muat yang dipandang tak efisien dari segi waktu maupun pembiayaan.
“Kondisi pelabuhan yang belum memadai ini menjadi persoalan untuk Batam sebagai kota industri, jadinya tidak efisien,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Dito Ganinduto, dalam kunjungan kerjanya ke Batam, seperti dikutip Bisnis, Jumat (12/7/2019).
Selain itu, tingginya biaya pengiriman barang dari pelabuhan yang terletak di bagian barat daya Batam ini juga menjadi catatan untuk disampaikan kepada kementerian terkait. Dia melanjutkan kurangnya efisiensi layanan keluar masuk barang di pelabuhan itu tentunya mempengaruhi gerak industri di Batam.
Dito menuturkan investasi yang masuk ke Batam sudah bergerak positif, sehingga harus didukung dengan infrastruktur yang juga optimal. Dukungan tersebut akan membuat pengusaha semakin yakin dan kemungkinan hadirnya investasi tambahan akan semakin terbuka.
Kepala BP Batam Edy Putra Irawadi menyatakan rencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar memang menjadi hal utama yang segera dikerjakan.
Baca Juga
Saat ini, kapasitas pelabuhan tersebut hanya 400.000 TEUs, sangat kecil jika dibandingkan dengan pelabuhan di negara tetangga. BP Batam berencana meningkatkan kapasitas Pelabuhan Batu Ampar hingga 5 juta TEUs.
“Salah satu fokus BP Batam saat ini, memperbaiki dan mengembangkan logistic hub. Yang terjadi di Batu Ampar sekarang mengakibatkan pola perdagangan berbiaya tinggi, karena semuanya memakan waktu, tidak efisien. Makanya akan kami perbaiki,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pelabuhan Laut BP Batam Nasrul Amri Latif menjelaskan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Di antaranya pengerukan alur laut dan penataan Container Yard (CY) di dermaga utara, mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk pemasangan Rubber Tyred Gantry (RTG).
Tahapan selanjutnya adalah proses revitalisasi dermaga bagian selatan, pengembangan gudang yang akan digunakan untuk kegiatan pengepakan barang ke dalam kontainer, dan pembongkaran barang dari kontainer atau Container Freight Station (CFS). Terakhir, proses revitalisasi dermaga utara dan dermaga timur, di mana akan ada kegiatan reklamasi di sepanjang alur dermaga utara ini.