Bisnis.com, MEDAN--Konsumsi gas untuk segmen industri di Medan, Sumatra Utara, bakal menurun sebesar 10 persen selama Lebaran tahun ini.
Sales Head Area Medan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Saeful Hadi mengatakan selama cuti bersama Lebaran tahun ini, diperkirakan konsumsi gas konsumen industri di Medan bakal turun 10 persen.
Menurut Saeful dengan penurunan tersebut, konsumsi gas turun dari 13 miliar British thermal unit perday (BBtud) menjadi 11,7 BBtud.
Sementara itu, konsumsi segmen rumah tangga meskipun bakal naik belum bisa mengompensasi penurunan konsumsi gas segmen industri.
Alasannya, volume penyaluran gas bagi rumah tangga lebih kecil dibandingkan dengan volume penyaluran gas bagi industri.
"Kami perkirakan konsumsi gas industri turun 10% karena ada pengurangan kegiatan akibat libur," ujarnya.
Di sisi lain, Saeful mengakui, bila dibandingkan dengan wilayah lain seperti Batam, Riau, penyaluran gas di Medan masih terbatas. Saeful menyebut jaringan pipa di Medan tak menyalurkan gas untuk pembangkit listrik yang bakal membutuhkan volume lebih tinggi bahkan dibandingkan dengan sektor industri.
Sebagai gambaran, perseroan menyalurkan gas dengan volume 70 BBtud di Batam atau hampir lima kali volume penyaluran di Medan. Oleh karena itu, dia menyebut dari sisi pendapatan pun Medan masih menghasilkan nilai masih terbatas.
"Di Medan baru 13 BBtud, di Batam sudah 70 BBtud. Beda karena di sana ada pembangkit. Di sini [jaringan pipa gasnya] enggak lewat ke pembangkit," kata Saeful.
Faktor lain, dia berujar harga memengaruhi volume penyaluran gas. Sebagai gambaran, harga gas di Medan sebesar US$9,95 per juta British thermal unit (MMBtu) dan US$10,28 per MMBtu untuk konsumen baru. Sementara itu, di Batam, harga gas bagi pelanggan industri lebih rendah dari harga yang berlaku di Medan.
Seperti diketahui, kenaikan harga gas bumi ini menggunakan formula sesuai Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.58/2018. Harga gas dari hulu naik dari US$3,5 per MMBtu menjadi US$5,44 per MMBtu. Dengan demikian,
harga gas bumi sampai ke hilir juga ikut naik dari US$5,72 per MMBtu menjadi US$7,22 per MMBtu.
"Faktor juga pengaruh (ke volume penyaluran)," kata Saeful.