Bisnis.com, BANDA ACEH – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy milik Pemerintah Kota Banda Aceh terkendala air baku menyusul kondisi air Krueng (Sungai) Aceh yang mengalami perubahan, baik di musim penghujan maupun kemarau.
Direktur Utama PDAM Tirta Daroy T. Novizal Aiyub mengatakan kendala ini berpengaruh terhadap distribusi air bersih kepada pelanggan.
"Kalau musim penghujan, air Krueng Aceh mengalami tingkat kekeruhan sangat tinggi, sehingga berpengaruh kepada proses pengolahan sebelum didistribusikan kepada pelanggan," ungkapnya di Banda Aceh pada Kamis (28/3/2019).
Kondisi ini diperburuk oleh banyaknya sampah yang dihanyutkan dari hulu sungai saat musim penghujan. Sampah tersebut turut menyebabkan gangguan saat pengolahan menjadi air bersih.
Pada saat musim kemarau, debit air Krueng Aceh, mengalami penurunan drastis. Akibatnya, saat kemarau, PDAM Tirta Daroy sangat tergantung pada bendungan karet di Lambaro, Aceh Besar, untuk membendung air.
"Jika bendungan karet dalam kondisi bagus, PDAM Tirta Daroy mampu mendistribusikan air bersih kepada pelanggan hingga 700 liter per detik. Namun jika bocor, suplai air ke pelanggan hanya 500 liter per detik," kata Novizal.
Dia menambahkan bendungan karet sempat mengalami beberapa kali kebocoran. Namun, PDAM Tirta Daroy tidak berwenang memperbaiki jika bendungan karet rusak atau bocor.
"Perbaikan bendungan karet adalah wewenang Balai Sungai Sumatra. Kami tidak mengetahui persis berapa lama setiap kebocoran atau kerusakan selesai diperbaiki. Kerusakan atau kebocoran ini berpengaruh langsung kepada air baku PDAM," ujar Novizal.