Bisnis.com, MEDAN - Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan pada tahun ini PT Pelabuhan Indonesia 1 dapat masuk ke dalam kategori 30 badan usaha milik negara dengan laba bersih di atas Rp1 triliun.
Rini mengatakan, pada 2019 ini Pelindo 1 diprogramkan bermitra dengan PT Pertamina (Persero) dalam mengelola pelabuhan-pelabuhan milik BUMN minyak dan gas tersebut. Sinergi BUMN ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan laba kedua perusahaan.
“Kemarin kita pertemuan dirut-dirut BUMN, sudah ada 25 perusahaan yang keuntungannya di atas 1T pada 2018, jadi kita harapkan di 2019 Pelindo 1 termasuk bagian dari 30 perusahaan yang diharapkan berkontribusi laba di atas 1T,” ujarnya di Medan, Minggu (17/03/2019).
Rini menjelaskan, aset BUMN Indonesia di akhir 2018 telah mencapai Rp8.020 triliun, meningkat signifikan dibandingkan 2014 senilai Rp4.500 triliun. Adapun prognosa laba bersih BUMN pada 2018 telah mencapai Rp190 triliun, naik dari sebelumnya Rp142 triliun di 2014.
Khusus Pelindo 1, lanjut Rini, memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar di masa depan. Pelindo 1 merupakan gerbang utama Indonesia dari Asia bagian barat. Oleh karena itu, perseroan didorong untuk membuktikan sebagai operator pelabuhan berstandar internasional.
Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama PT Pelindo 1, mengatakan pada 2018 total aset perusahaan telah mencapai Rp14 triliun. Adapun pendapatan perusahaan senilai Rp3,1 triliun dengan laba bersih sebesar Rp911 miliar.
“Kami memiliki 5 proyek strategis yang telah dijalankan, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas dan peningkatan layanan. Kami harap tahun ini dapat masuk ke dalam BUMN yang mampu menyumbang laba bersih di atas Rp1 triliun,” tuturnya.
Adapun kelima proyek strategis yang telah dikerjakan oleh perusahaan, lanjutnya, yakni pembangunan terminal curah cair sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing sebesar 3.000 metrik ton. Terminal ini dilengkapi dengan 2 unit pompa CPO dengan kemampuan 250 ton/jam.
Pelindo 1 juga sudah menyelesaikan pembangunan car terminal yang dapat menampung 750 kendaraan. Selain itu, perusahaan juga telah membangun terminal shorebase yang berfungsi sebagai areal operasional penumpukan material alat-alat pertambangan lepas pantai.
Perseroan, lanjut Bambang, juga telah selesai mengembangkan beberapa pelabuhan menjadi lebih modern, yakni Terminal Penumpang Sri Bintan Pura dan Terminal Penumpang Teluk Nibung. Ke depan, pengerjaan proyek pelabuhan Kuala Tanjung akan segera selesai.
Selain membangun terminal curah cair, lanjutnya, perseroan juga membangun terminal curah kering dengan kapasitas gudang mencapai 30.000 ton dengan kemampuan conveyor 1.000 ton/jam. Untuk menunjang pelayanan di beberapa pelabuhan, Pelindo 1 juga menambah armada kapal tunda dan pandu.
“Dengan proyek-proyek ini diharapkan kapasitas Pelindo 1 akan meningkat dan pelayanan kepada masyarakat semakin baik,” tuturnya.
M. Eriansyah, Sekretaris Perusahaan Pelindo 1, mengatakan perseroan optimistis pada tahun ini dapat membukukan laba bersih di atas Rp1 triliun. Optimisme tersebut didukung seiring dengan beroperasinya pelabuhan-pelabuhan baru yang selesai dibangun.
“Laba di atas Rp1 triliun itu nanti akan disumbang dari Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan segera beroperasi, modernisasi alat-alat yang telah dilakukan, kemudian menjadi pemandu Selat Malaka sesuai mandatori dari pemerintah,” tuturnya.
Keberadaan pelabuhan-pelabuhan modern yang selesai dibangun, lanjutnya, akan meningkatkan arus barang dan penumpang dengan signifikan. Hal ini didukung dengan pengadaan alat-alat kerja baru, terminal curah kering untuk barang dan terminal curah cair untuk CPO.
“Selanjutnya kami berencana membangun pelabuhan baru di Kawasan Ekonomi Khusus Arun dan beberapa pelabuhan di Kepulauan Riau dan Aceh,” katanya.