Bisnis.com, PEKANBARU — Penerapan baru kebijakan pengawasan langsung kegiatan lifting oleh Pengawas Lapangan SKK Migas untuk mengamankan penerimaan negara mulai dirasakan hasilnya.
Lifting minyak bumi dan kondensat di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), berhasil melampau target yang ditetapkan pemerintah melalui APBN, pada awal 2019.
Pengawas Utama Lifting SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison dalam keterangan resminya Senin (25/2/2019) menyatakan berdasarkan data operasional dokumen lifting Januari 2019, lifting minyak mentah dan kondensat mencapai sekitar 222,330 ribu barel perhari.
Adapun target APBN Tahun 2019 untuk 9 perusahaan KKKS produksi yang berkontribusi di wilayah operasi Sumbagut sekitar 211,939 barel per hari atau 4,9% lebih tinggi dari target APBN.
Sementara jika dibandingkan dengan penetapan target lifting WP&B (Work Program and Budget) 202,155 barel perhari, maka angka kenaikannya mencapai 10%. Jumlah tersebut belum termasuk produksi minyak di laut Anambas dan Natuna Propinsi Kepulauan Riau, yang diawasi oleh Pengawas SKK Migas Pusat.
Selain pengawasan langsung oleh SKK Migas, capaian positif ini terjadi karena realisasi produksi yang membaik serta adanya kebijakan untuk memaksimalkan lifting bulanan. Dibandingkan pada tahun sebelumnya total kenaikan pada bulan Januari tercatat sekitar 11%. Pada 2018 sebesar 6,274,682 barel. Sedangkan pada 2019 mencapai 6,892,215 barel.
Paparan lifting tersebut disampaikan Pengawas Utama Lifting SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Lifting bersama Sekretaris SKK Migas Arif Handoko, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Avicenia Darwis dan Kepala Divisi SDM Hudi D. Suryodipuro dan para staff perwakilan Sumbagut.
Dalam kesempatan tersebut Sekretaris SKK Migas Arief Handoko menyampaikan apresiasi kepada manajemen Perwakilan Sumbagut dan kepada seluruh Tim Pengawas Lapangan telah berhasil mengawal peningkatan capaian lifting bulan Januari.
Arief juga menyampaikan arahan Menteri ESDM bahwa lifting 2019 diharapkan mendekati bahkan sama dengan produksi, sehingga kontribusi migas sebagai penerimaan negara terbesar dari sektor PNBP (Pendapatan nasional bukan pajak) dapat terus ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala Divisi SDM SKK Migas, Hudi D Suryodipuro mengatakan saat ini, SKK Migas telah memiliki 160 pengawas lifting profesional tersertifikasi, di wilayah Sumbagut sendiri telah ditempatkan 17 pengawas lifting yang langsung ditempatkan di terminal titik serah minyak di Perusahaan KKKS.
Kepala Perwakilan Sumbagut Avicenia Darwis pada kesempatan yang sama menyampaikan terima kasih atas arahan dan dukungan positif manajemen kepada Pengawas Lifting SKK Migas.
Avicenia juga menyampaikan apresiasi sikap profesional Pengawas lifting di lapangan ditengah situasi kendala kebakaran hutan dan asap di daerah operasi Blok Rokan di Dumai, Riau.
“Pengawas Lifting dan tim supporting bekerja profesional mengawal pergerakan lifting dan kita patut berikan apresiasi,”ujar Avicenia Darwis.
Saat ini secara nasional kontribusi lifting minyak dan kondensat minyak wilayah operasi Sumbagut sekitar 30% dari target APBN yang mencapai 775.000 barel perhari. Di wilayah Sumbagut sumber produksi utama berasal dari Blok Rokan - PT Chevron Pacific Indonesia. Selain Chevron, terdapat KKKS Produksi minyak lainnya yaitu Pertamina EP, BOB BSP-PH, EMP Malacca Straits, EMP Tonga, PHE Siak, PHE Kampar dan PHE NSO-NSB dan SPR Langgak.
Wilayah Kerja SKK Migas Sumbagut sendiri masih mengcover wilayah migas di Propinsi Riau, Aceh dan Sumatera utara.