Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat menggelar rapat koordinasi mitigasi penanganan gempa dan tsunami di Padang, Rabu (6/2/2019).
Dalam pertemuan tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa terdapat delapan titik zona gempa di Sumatera Barat yang harus mendapat perhatian, terutama zona Mentawai.
"Hasil penelitian tim Puslitbang BMKG berdasarkan analisis distribusi spasial B-Value memperlihatkan ada 8 zona yang perlu mendapat perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai," kata Dwikorita dikutip dari keterangan resmi, Kamis (7/2/2019).
Sebagai tindak lanjut temuan itu, Dwikorita mengungkapkan bahwa BMKG telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi baik dari segi observasi, processing, diseminasi serta koordinasi dengan pihak terkait.
BMKG juga menambah unit khusus untuk mengawasi Kepulauan Mentawai yang berlokasi di Padang Panjang. Tim tambahan ini bekerja khusus untuk memantau kegempaan yang dipicu sesar aktif di sana.
Selain menambah UPT, BMKG juga akan segera memasang 50 unit Earthquake Early Warning System (EEWS) atau sistem dini peringatan gempa bumi di Sumatera Barat.
Baca Juga
Alat yang bakal dipasang di pesisir Sumatera Barat ini akan memberi peringatan dini bahaya guncangan akibat gempa dengan memanfaatkan selisih waktu tiba antara gelombang primer (P) dan sekunder (S).
"Sistem ini bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital misalnya pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dan masih banyak lagi, dengan cara mematikan sistem kelistrikan atau sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan" tambah Dwikorita.
Dalam kesempatan itu Dwikoritas juga menyatakan bahwa 15 Warning Receiver System (WRS) telah terpasang di BPBD Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat serta di TNI AL Lantamal Padang.
Alat tersebut berfungsi sebagai sarana koordinasi dan penyebaran informasi apabila terjadi gempa dan tsunami.