Bisnis.com, BATAM - PT Sat Nusapersada Tbk (Peseroan) mengekspor perdana produk Smarthome Router ke Amerika Serikat yang diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Jusuf Kalla, Sabtu (2/2/2019). Produk yang diekspor adalah Smarthome Router hasil kerja sama PTSN dengan Pegatron.
Ekspor perdana ini dihadiri juga oleh Gubemur Kepri Nurdin Basirun, Direktur Utama Perseroan Abidin, serta Vice Chairman Pegatron Corporation Taiwan (Pegatron) Jason Cheng.
Perseroan dan Pegatron melakukan kerja sama untuk merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke Amerika Serikat dan peresmian pengiriman perdana hari ini adalah merupakan realisasi dari hasil kerja sama tersebut.
Smarthome Router yang diproduksi oleh Perseroan merupakan Router dengan teknologi Fast Router Wireless Wave 2 yang kecepatan transfer datanya mencapai 100x Iebih cepat jika dibandingkan dengan wireless pada umumnya (wireless Type-G).
Wireless Router tersebut dapat mendukung terwujudnya koneksi Smarthome yang membutuhkan bandwidth data yang tinggi.
Perseroan berharap agar semakin banyak produk-produk berteknologi tinggi yang dapat diproduksi di Indonesia, sehingga mampu mendorong Indonesia untuk memasuki industri 4.0 dan temujudnya konsep Smart City di Indonesia.
Di samping produk Smarthome, Perseroan yang merupakan perusahaan manufaktur Smartphone terbesar di Indonesia, telah memproduksi berbagai merek smartphone ternama di dunia seperti Asus, Xiaomi, Huawei, Honor dan Nokia yang dipasarkan di Indonesia.
Sebagian dari smartphone yang diproduksi oleh Perseroan juga diekspor ke India, Jerman dan Prancis.
Direktur Utama Perseroan juga telah menyampaikan masukan kepada Pemerintah agar dapat menerapkan kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tidak hanya pada produk Smartphone, namun juga dapat diterapkan pada produk-produk seperti Laptop, TV, Kulkas, AC dan produk elektronik lainnya.
Hal tersebut tentu akan dapat menghidupkan produsen dalam negeri, mengurangi angka impor, menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan Negara.
Abidin juga menyinggung maraknya penjualan smartphone black market di Indonesia yang sudah tentu sangat merugikan produsen, masyarakat dan pemerintah, serta mendorong agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk menghentikan peredaran smartphone ‘black market’ di Indonesia.
Mahalnya biaya pengiriman kontainer juga menjadi kendala yang dihadapi oleh dunia usaha di Batam, pengiriman kontainer 20 feet dari Batam ke Singapura bisa lebih mahal 88% dibandingkan pengiriman dari Jakarta ke Singapore. Hal tersebut tentu akan menyebabkan menurunnya daya saing Batam jika dibandingkan dengan daerah lainnya.