Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daging Ternak Sumsel Wajib Lulus Uji Kesehatan

Para penjual daging di pasaran dalam Kota Palembang diminta untuk mengecek secara selektif asal muasal daging yang masuk dari luar daerah.
Pedagang daging sapi./JIBI-Rachman
Pedagang daging sapi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, PALEMBANG -- Para penjual daging di pasaran dalam Kota Palembang diminta untuk mengecek secara selektif asal muasal daging yang masuk dari luar daerah.

Termasuk juga asal sapi atau kerbau yang akan dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) harus melewati tahapan pengecekan kesehatan hewan. 

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan masyarakat perlu mendapat pengetahuan tentang asal muasal daging, karena terkait dengan kesehatan hewan dan daging.

“Termasuk bagaimana penyembelihan hewannya. Apakah sesuai tata cara Islam atau harus ada label  halal,” katanya, Kamis (24/1/2019).

Dia mengatakan selama ini kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat belum maksimal. Oleh karena itu gubernur meminta walikota Palembang untuk membuat tim yang akan menilai kelayakan daging yang dijual di pasaran. Sehingga masyarakat tidak dirugikan.

“Sejauh ini kami nilai Pemkot Palembang telah mampu melaksanakan pemotongan hewan dengan sehat dan halal,” katanya. 

Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Samsul Maarif meminta Pemprov Sumsel melalui OPD terkait untuk membuat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk  RPH Modern Gandus.

"NKV adalah sertifikasi sebagai pengakuan internasional bahwa  daging yang dipotong RPH ini layak dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat. Dibuatnya NKV bagi RPH untuk memunculkan daya saing yang sehat,” jelasnya.

Selain NKV, Samsul menekankan pentingnya sertifikasi halal bagi RPH. NKV dan sertifikasi halal diperlukan, sebab telah banyak negara luar yang ingin memasukkan produknya ke Indonesia.

Dia melanjutkan RPH yang baik adalah yang memiliki rumah peristirahatan sebelum hewan disembelih untuk kesejahteraan hewan tersebut.

 “Kebutuhan daging nasional sebanyak 660.000 ton per tahun, sementara dalam negeri sendiri hanya mampu menyumbang sebesar 50,66% atau hanya mampu memenuhi 401.000 ton daging,” katanya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper