Bisnis.com, PADANG—Bank Indonesia menilai laju inflasi Sumatra Barat sepanjang tahun lalu cukup terkendali dan sesuai perkiraan.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono mengatakan secara tahunan inflasi di daerah itu cukup terkendali dengan stabilnya harga sejumlah kebutuhan pokok yang selama ini rentan menyebabkan inflasi.
“Sepanjang 2018 cukup terkendali. Tercatat inflasi Sumbar year on year (yoy) sebesar 2,60%,” katanya, Jumat (4/1/2019).
Dia menyebutkan angka inflasi tersebut sudah sesuai perkiraan dan lebih rendah dari realisasi laju inflasi nasional yang mencapai 3,13%. Namun, sedikit lebih tinggi dari inflasi wilayah Sumatra secara keseluruhan 2,41%.
Terkendalinya inflasi sepanjang tahun lalu didorong stabilnya sejumlah kebutuhan pokok, seperti cabai merah yang mengalami penurunan harga secara siginifkan, padahal komoditas itu sangat rentan menyebabkan inflasi di Sumbar.
Untuk cabai merah sepanjang tahun lalu justru mengalami deflasi 0,36%, komoditas lainnya yang menyumbang deflasi adalah kentang 0,03%, emas perhiasan 0,03%, kelapa 0,03% dan petai 0,03%.
Sementara penyumbang inflasi utama adalah tarif angkutan udara yang tercatat mencapai 0,22%, diikuti bawang merah 0,11%, daging ayam ras 0,09%, beras 0,04%, dan telur ayam ras yang berkontribusi sebesar 0,03%.
Sebelumnya, BI memperkirakan laju inflasi Sumbar berada di kisaran 3,5% plus minus 1%, yang artinya sesuai perkiraan.
Endy mengharapkan untuk tahun 2019, inflasi daerah itu kembali stabil dan rendah, sehingga diminta peran aktif semua pihak untuk bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berperan menciptakan inflasi yang stabil.
Apalagi, imbuhnya, di tahun politik yang rentan terhadap gejolak, sehingga perlu dipastikan kebutuhan masyarakat terutama untuk pangan pokok terjamin ketersediaannya dan harga yang terkendali.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat inflasi di dua kota yang menjadi barometer ekonomi Sumbar sepanjang tahun lalu, yakni Kota Padang dan Bukittinggi masing – masing mengalami inflasi 2,55% dan 2,99%.
Sedangkan per Desember 2018, inflasi Padang tercatat 0,16% yang ditopang kenaikan tarif angkutan udara, beras, dan bawang merah, serta di Bukittinggi sebesar 0,41% dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas pokok.