Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jepang & Norwegia Kejar-kejaran Garap Perikanan di Bengkulu

Investor perikanan asal Jepang dan Norwegia tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan sektor maritim di Provinsi Bengkulu.
Ilustrasi nelayan memanggul ikan tuna/Reuters-Tarmizy Harva
Ilustrasi nelayan memanggul ikan tuna/Reuters-Tarmizy Harva

Bisnis.com, BENGKULU – Investor perikanan asal Jepang dan Norwegia tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan sektor maritim di Provinsi Bengkulu.

"Jepang dan Norwegia sedang kejar-kejaran untuk berinvestasi di Bengkulu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Ivan Syamsurizal, saat dihubungi di Bengkulu pada Senin (10/12/2018).

Dia menjelaskan bahwa kedua negara ini telah menemui Gubernur Bengkulu terkait rencana penanaman modal untuk sektor hulu perikanan tangkap melalui penyediaan kapal-kapal besar berukuran di atas 30 gross ton (GT).

"Saat ini bidang perikanan merupakan bisnis yang menjanjikan, karena Bengkulu memiliki garis pantai sepanjang 525 kilometer hingga batas kawasan zona ekonomi eksklusif," ujarnya.

Selain berinvestasi kapal, dia berharap kedua investor tersebut juga tertarik untuk mengembangkan sektor hilir berupa pembangunan ruang pendingin dan industri pengemasan.

"Jika hanya berinvestasi di hulu, ikan-ikan hasil tangkapan akan langsung dibawa ke luar negeri tanpa melalui proses. Karena itu, kami dorong agar mereka dapat membangun industri pengolahan di daerah ini," kata Ivan.

Untuk mendukung kehadiran investasi asing tersebut, pemerintah saat ini melatih para nelayan dengan mengoperasikan kapal berukuran 82 GT di wilayah perairan Bengkulu menuju Pulau Mego di Sumatra Barat.

"Kami ingin nelayan-nelayan di sini juga ikut terlibat mengeksplorasi sumber daya maritim," tambahnya.

Dia yakin masuknya investasi asing akan berdampak terhadap optimalisasi potensi lestari perikanan tangkap di Bengkulu yang mencapai 120.000 ton per tahun. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas perekonomian daerah dan mengurangi angka pengangguran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper