Bisnis.com, PADANG—Penurunan harga daging ayam ras menjadi pemicu berlanjutnya deflasi yang dialami Kota Padang per September 2018 sebesar 0,35%. Bulan sebelumnya, daerah itu juga mengalami deflasi 0,40%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sukardi menyebutkan laju deflasi Kota Padang kembali berlanjut menyusul terjadinya penurunan harga sejumlah komoditas pokok, terutama daging ayam ras, telur, dan cabai merah.
“Per September Kota Padang deflasi 0,35%, dan Kota Bukittinggi inflasi sebesar 0,10%,” katanya, Senin (1/10/2018).
Dia menuturkan deflasi di Padang dipicu turunnya harga daging ayam ras yang mencapai 9,96%, kemudian bawang merah turun 9,91%, sepat siam 9,40%, tomat sayur 7,53%, cabai merah 7,23%, dan telur ayam ras 6,02%.
Sebelumnya, harga daging ayam ras dan telur sempat meningkat signifikan hingga mencapai 100% dari harga normal, namun saat ini harga sudah kembali stabil dan bahkan cenderung turun.
Sukardi mengungkapkan meski Kota Padang mengalami deflasi, tetapi kota lainnya di Sumbar yakni Bukittinggi justru mengalami inflasi sebesar 0,10%.
Inflasi itu dipicu meningkatnya biaya bahan bakar rumah tangga yang naik 6,55%, biaya sekolah dasar 14,85%, dan kenaikan harga beberapa komoditas, seperti belut, apel, beras dan kentang.
Adapun, secara kalender, laju inflasi dua kota itu hingga September tahun ini masing – masing sebesar 1,38% Kota Padang dan 0,80% Kota Bukittinggi.
Sedangkan laju inflasi year on year (yoy) tercatat masing – masing sebesar 2,79% untuk Kota Padang dan 1,91% Kota Bukittinggi.
Dia meyakini dengan laju inflasi yang cenderung stabil, maka perkiraan inflasi Sumbar di kisaran 3% plus minus 1% tahun ini masih akan tercapai sesuai target.