Bisnis.com, MEDAN – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyatakan pembangunan elevated railway atau jalur kereta layang di Medan, Sumatra Utara (Sumut) telah mencapai 94% dan diperkirakan akan rampung pada akhir Desember 2018.
Pejabat Pembuat Komitmen Medan 1 Balai Teknik (Baltek) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Fahrul Rifai Hasibuan didampingi Manager Humas PT KAI Divre I Sumut M. Ilud Siregar menyatakan jalur kereta ganda tahap pertama tersebut diharapkan dapat dioperasikan mulai awal 2019 untuk mengurangi kepadatan jalur kereta api di Medan.
“Progress konstruksinya sekarang kurang lebih sudah 94%. Nilai proyeknya mulai 2015 – 2018 mencapai Rp2,86 triliun,” katanya, di kantor PT KAI Divre I Sumut, Medan, Selasa (14/8/2018).
Dia menjelaskan, proses kontruksi yang dilakukan mencakup pemasangan bentang tengah atau span dan rel kereta yang berjalan secara paralel. Setelah konstruksi rampung, kemudian diikuti dengan tahap pemeriksaaan dan pengujian.
“Kurang lebih ada 62 bentang yang belum terpasang dari total 213. Proses pemasangan rel juga sekarang sedang berjalan. Diharapkan akhir tahun pada Desember nanti bisa selesai semua kegiatan dan operasionalnya kemungkinan paling lambat pada Januari,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fahrul mengungkapkan pembangunan elevated railway yang dilakukan dalam tiga tahun ini adalah tahap pertama yang mencakup 2 jalur dari total 6 jalur yang direncanakan.
Baca Juga
Pembangunan tahap kedua direncanakan dilakukan pada tahun 2019 – 2022. Fahrul mengaku belum mengetahui estimasi nilai kebutuhan anggaran untuk tahap lanjutan tersebut lantaran masih dalam proses pengusulan.
Adapun, operasionalisasi elevated railway tahap I tersebut akan digunakan untuk jalur kereta api yang mengarah ke Bandara Kualanamu. Selanjutnya, setelah tahap kedua rampung, seluruh jalur kereta termasuk kereta reguler akan dipindahkan ke jalur kereta layang.
“Nanti kereta api bandara dulu yang akan naik ke atas menggunakan 2 jalur elevated railway ini dan setidaknya akan mengurangi 48 frekuensi kereta api per hari. Kalau tahap kedua disetujui pada 2019 nanti semua lalu lintas kereta api di bawah naik ke atas, sekaligus menyelesaikan ke arah Binjai sampai ke Kampung Lalang,” paparnya.
Ilud Siregar menambahkan lalu lintas perjalanan kereta api di luar KA bandara mencapai lebih dari 40 frekuensi per hari.
Pembangunan jalur kereta api layang tersebut bertujuan antara lain untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan orang.
Perjalanan kereta diharapkan dapat lebih cepat dan aman karena persimpangan antara jalur kereta api dan jalan raya dan penyeberangan orang akan berkurang signifikan.