Bisnis.com, MEDAN— Gubernur Sumatra Utara T Erry Nuradi mengingatkan masyarakat agar menghindari politik pecah belah devide et impera yang pernah dilakukan penjajah di Nusantara.
Hal ini disampaikan Erry dalam peringatan hari Kebangkitan Nasional yang ke 110 tahun. Dia mengatakan dibandingkan dengan 110 tahun silam, kondisi saat ini telah mencermikan kecukupan baik dari segi kepemilokan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan dukungan infrastruktur yang lebih baik.
“Karena itu jangan sampai terjadi politik devide et impera yang pernah terjadi selama 350 tahun. Sebab sampai hari ini, masih ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin mencoba melakukan itu, memecah belah antara kita,” kata Erry, Senin (21/5/2018).
Upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, lanjut Erry, dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan yang ada seperti potensi konflik antar suku, agama, ras dan antar golongan (Sara). Oleh karena itu, dirinya mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar menghindari hal-hal yang sifatnya mengadu domba.
“Tentu ini akan melemahkan perjuangan kita sendiri. Kita sebenarnya sudah berada pada titik puncak yang harus kita pertahankan. Peluang untuk itu,baik dari SDM dan SDA kita sangat berpotensi menjadi satu negara terkuat di dunia,” jelasnya.
Lebih lanjut, di era digital saat ini banyak kelebihan dan keuntungan yang didapat, termasuk akses informasi.
Baca Juga
Kendati demikian, jangan sampai kemudahan dan keunggulan yang ada sekarang justru menjadikan bangsa terpecah, hanya karena mudah termakan isu negatif, maupun hoax.
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw juga mengajak seluruh masyarakat agar menghayati perjuangan para pendahulu bangsa ini dan berjuang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan terus bekerja, menurutnya, Indonesia menjadi negara yang maju.
“Kita harus mewaspadai bahwa pada 2045 itu, HUT ke-100 RI. Itu menjadi modalitas bagi kita, dengan SDM yang jauh lebih siap dibanding negara lain. Tentu ada faktor yang bisa mengganggu dari berbagai pihak seperti narkoba, masuknya berbagai faham, dan hal yang mengganggu kesatuan dan keutuhan muda-mudi, golongan, suku bahkan agama,” katanya.
Untuk itu dia mengajak agar semua pihak bisa mengintrospeksi diri sendiri, membuka komunikasi yang baik serta saling mendukung untuk melihat kehidupan berbangsa ke depan.