Bisnis.com, BANDA ACEH--Mahasiswa Aceh menuntut pemerintah mengatasi persoalan pengangguran yang kini semakin membelit Bangsa Indonesia, termasuk Provinsi Aceh.
Tuntutan tersebut disampaikan belasan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala dalam unjuk rasa di Gedung DPR Aceh di Banda Aceh, Senin.
Acara tersebut digelar mahasiswa dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi. Unjuk rasa berlangsung tertib tersebut mendapat pengawalan aparat kepolisian dan Satpol PP.
Adityia Siddiq, koordinator aksi, menyebutkan reformasi sudah berlangsung selama dua dekade. Namun persoalan pengangguran hingga kini tidak kunjung tuntas.
"Sekarang ini persoalan pengangguran dihadapkan dengan maraknya tenaga kerja asing. Kami bukan tidak setuju adanya tenaga kerja asing. Tapi, tenaga kerja asing dengan keahlian tertentu," kata dia.
Selain persoalan pengangguran, sebut Adityia, mahasiswa mendesak pemerintah menstabilkan keuangan negara. Serta berhenti menambah hutang negara dan melakukan upaya pelunasan hutang yang kian meninggi.
Baca Juga
Kemudian, lanjut Adityia, menuntut pemerintah mewujudkan kebebasan berdemokrasi, penyelesaian kasus HAM masa lalu, serta memberantas kolusi, korupsi, dan nepotisme.
"Kami juga menuntut pemerintah menjamin setiap anak Indonesia mendapatkan wajib pendidikan selama 12 tahun serta memberi pelayanan pendidikan berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Adityia Siddiq.
Anggota DPR Aceh Bardan Saidi yang menjumpai pengunjuk rasa berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada pimpinan DPR Aceh dan DPR RI di Jakarta.
"Semua aspirasi mahasiswa akan kami tindak lanjuti serta meneruskannya kepada pimpinan dewan dan DPR RI. Semua aspirasi ini merupakan persoalan yang harus dituntaskan oleh pemerintah," kata Bardan Saidi.
Usai menyampaikan aspirasinya di gedung wakil rakyat tersebut, massa mahasiswa membubarkan diri dengan tertib.