Bisnis.com, JAKARTA -- Tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dinilai berada posisi yang rendah.
Menurut paparan hasil survey Centre for Strategic and International Studies (CSIS), 65,8% dari total 950 responden di Sumatra Utara menyatakan tidak puas dengan kinerja pemerintah provinsi.
"Secara umum ini berita buruk sebenarnya, karena tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan berada di level yang sangat buruk. Hanya 32% masyarakat yang puas," ujar Arya Fernandes dalam acara bertajuk Pemaparan Hasil Survei Pilkada Serentak di 5 Provinsi di Hotel Morissey, Jakarta, Minggu (13/5/2018).
"Mungkin ada banyak kasus yang membuat masyarakat tidak puas. Kasus yang paling mencolok adalah kasus korupsi yang terjadi di Sumatra Utara," lanjutnya.
Selain itu, hasil survei CSIS di Sumatera Utara menunjukkan tingkat kepopuleran Djarot Saiful Hidayat lebih tinggi dibandingkan Edy Rahmayadi.
Sebanyak 81,6% dari jumlah total 950 responden lebih mengenal nama Djarot Saiful Hidayat. Tingkat kepopuleran tersebut tidak terlepas dari melambungnya nama Djarot yang menggantikan Basuki Tjahaya Purnomo sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Juni 2017.
Baca Juga
Sementara itu, tingkat popularitas Edy Rahmayadi adalah 74,6% dari total 950 responden.
Namun, Edy Rahmayadi justru lebih disukai oleh responden daripada Djarot. Dari tingkat kesukaan, Ketua PSSI tersebut meraih 73,3% dari total responden. Sementara, Djarot 66,3%.
Begitu juga dengan tingkat elektabilitas, pasangan Edy Rahmayadu-Musa Rajekshah unggul dengan 44,8%, sedangkan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus 36,6%.
"Namun, masih ada 18,5% responden yang belum menentukan pilihan. Jadi, dengan waktu kurang lebih satu setengah bulan lagi, masih mungkin terjadi perubahan," ujar Arya.
Selisih angka yang tidak lebih dari 10% antara pasangan Djarot-Sihar dan Edy-Musa, menurut peneliti CSIS tersebut, juga merupakan faktor penentu kemenangan kedua pasangan.