Bisnis.com, MEDAN — Bank Indonesia memperkirakan pemulihan ekonomi Sumatra Utara akan terus berlanjut hingga akhir 2018 dengan didorong oleh beberapa faktor.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara (Sumut) Arief Budi Santoso memperkirakan pertumbuhan ekonomi di provinsi itu pada 2018 akan berada di kisaran 5%-5,4%.
“Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Sumut diperkirakan akan mengalami perbaikan, terutama ditopang oleh kuatnya permintaan domestik seiring dengan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat daya saing dan iklim usaha,” paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/5/2018).
Selain itu, menurut Arief, Pilkada 2018 juga berpeluang memberikan dampak positif bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut secara langsung melalui konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) dan secara tidak langsung melalui konsumsi rumah tangga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, berdasarkan pendekatan pengeluaran, konsumsi LNPRT Sumut mengalami pertumbuhan sebesar 7,06% sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98% secara year-on-year (yoy) pada kuartal I/2018.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sumut pada kuartal I/2018 tercatat mencapai 4,73% secara tahunan setelah menurun pada tiga bulan pertama tahun ini sejak 2013.
Konsumsi rumah tangga, pertumbuhan kinerja investasi yang tergolong tinggi, serta realisasi belanja pemerintah menjadi tiga faktor pendorong utama pertumbuhan. Adapun sektor utama penunjang percepatan pertumbuhan antara lain pertanian dan industri pengolahan.
“Sektor industri pengolahan tercatat tumbuh signifikan dari 0,41% pada kuartal sebelumnya menjadi 2,31% secara tahunan, dengan andil 0,45% didorong oleh peningkatan produksi industri pengolahan kelapa sawit seiring dengan cuaca yang kondusif,” tambah Arief.