Bisnis.com, MEDAN — Pemerinta tengah melakukan survei di sejumlah pelabuhan yang ada di kawasan wisata Danau Toba. Survei dilakukan terkait pengembangan daerah ini sebagai satu dari tiga kawasan prioritas pariwisata nasional.
“Sekarang lagi ada survei ke dermaga pelabuhan misalnya Ajibata, Tomok, Tongging. Nanti ada penataan pemukiman di sekitar dermaga," kata Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hadi Sucahyono kepada Bisnis, Jumat (13/4/2018).
Menurut Hadi, penataan kawasan pemukiman di sekitar wilayah dermaga dilakukan agar daerah tersebut bisa terlihat lebih baik dan tidak terkesan kumuh. Jika diperlukan, penataan kawasan ini, khususnya rumah penduduk akan diikutsertakan dalam program bedah rumah.
“Ia termasuk, 8 kabupaten dapat semua tuh katakanlah 1 kabupaten ada sekitar 300 rumah ya sementara segitu,” katanya.
Selain menata kawasan perumahan penduduk, di sekitar pelabuhan juga akan disediakan plaza parkiran, restoran, dan segala hal yang menunjang perkembangan wisata Danau Toba.
Terkait penataan ini, Hadi menegaskan tidak akan ada penggusuran rumah penduduk. Bahkan, lanjutnya, jika, ada penduduk yang merasa digusur atau dirugikan terkait penataan ini pihaknya juga akan menyediakan pusat aduan.
Baca Juga
Selain rumah penduduk, dia juga memastikan bahwa sejumlah situs bersejarah yang ada di kawasan wisata Danau Toba juga tidak akan terusik. Seperti diketahui, di sekitar wilayah Danau Toba terdapat sejumlah situs bersejarah yang juga dijadikan tujuan wisata seperti Makam Raja Sidabutar berusia ratusan tahun, Huta Siallagan, dan tempat-tempat lainnya.
“Nah, kita bilang ada environmental and social management framework. Kita tidak mau ada penggusuran, enggak mau ada [masalah] sosial, enggak mau ada masalah lingkungan. Kan kita ada unit pengaduan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hadi menjelaskan untuk menghindari konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan kawasan ini, pihaknya bersama Bank Dunia sebelumnya telah melakukan kajian dampak lingkungan.
Berdasarkan kajian tersebut pihaknya menyimpulkan bahwa pengembangan kawasan memang harus dilakukan secara hati-hati tanpa mengesampingkan tradisi atau kearifan lokal yang selama ini telah melekat dalam kehidupan masyarakat di sekitar wilayah Danau Toba.
“Ternyata kita memang harus hati-hati karena kan tadi saya bilang di sini ada tradisi seperti orang meninggal, dia [penduduk] bikin tugu. Itu harus kita hindari janga main gusur dan sebagainya. Jangan!” tegasnya.