Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Counter Pulsa Kepri Turun 70%

Pengusaha kartu perdana dan pulsa yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celuler Indonesia (KNCI) mengaku merugi setelah diterapkannya aturan 1 NIK 3 Simcard. Pendapatan pengusaha konter pulsa turun hingga 70%.

Bisnis.com, BATAM – Pengusaha kartu perdana dan pulsa yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celuler Indonesia (KNCI) mengaku merugi setelah diterapkannya aturan 1 NIK 3 Simcard. Pendapatan pengusaha konter pulsa turun antara 65% hingga 70%.

Perwakilan KNCI Kepri Jaka Setiawan mengatakan, rata-rata pengusaha kounter seluler bisa menjual sekitara 50 paket kartu perdana tiap harinya. Namun setelah aturan tersebut diterapkan, penjualan turun menjadi hanya 15 paket kartu sehari.

Dari masing-masing penjualan, biasanya pengusaha membukukan keuntungan sekitara Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu. Jika dikalkulasi, pendapatan mereka turun dari sekitar Rp 350 ribu perhari, menjadi hanya Rp 105 ribu perhari.

“Pendapatan kamu turun drastis. Sementara itu adalah sumber pendapatan utama,” jelasnya.

Menurut dia, ada sekitar 400 pengusaha anggota KNCI yang mendapat imbas lansung kebijakan tersebut. Bila ditambah dengan pengusaha yang tak terdaftar di KNCI Kepri, jumlahnya mencapai seribu orang.

“Dampaknya sangat luas,” jelasnya.

Jika kondisi ini dibiarkan, dia khawatir pengusaha kounter seluler berguguran. Pasalnya pendapatan utama kounter seluler selama ini didapat dari penjualan kartu perdana, mencapai 90 persen dari total pendapatan pengusaha.

Padahal, keberadaan meraka menjadi garda terdepan memajukan pasar kartu perdana dan pulsa bagi provider. Sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan telekomunikasi seluler.

“Artinya sekitar 5 juta jiwa masyarakat yang selama ini bergantung pada usaha outlet seluler, akan menganggur dan kehilangan sumber penghidupannya,” jelasnya.

Kondisi ini akan berimbas kepada akses tehadap layanan seluler yang memadai. Dengan tutupnya kounter-kounter pulsa, masyarakat pedesaan dan pedalaman akan kehilangan akses terdekat untuk belanja pulsa.

Mereka terpaksa harus pergi ke kabupaten atau kota yang terdapat jaringan gerai operator atau modern channel. Biaya mendapatkan layanan telekomunikasi akan semakin mahal. Selain itu, pasar akan dikuasai oleh segelintir pemodal besar dalam jaringan modern channel.

“Masyarakat akan membeli pulsa internet dengan harga yangjauh lebih mahal dari harga sekarang,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper