Bisnis.com, MEDAN-- Nilai ekspor Provinsi Sumatra Utara mencatatkan peningkatan sebesar 4.99% pada Februari 2018 menjadi US$724,67 juta dibandingkan bulan sebelumnya di tahun yang sama sebesar US$690,20 juta.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Sumatra Utara Bismark Saor Pardamean memaparkan peningkatan ini didorong oleh naiknya nilai ekspor sejumlah komoditas.
Terutama golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 16,80% (US$43,03 juta) diikuti produk kimia sebesar 10,30% (US$8,84 juta)serta karet dan barang karet sebesar 8.90% (US$8,75 juta).
"Selama periode Januari-Februari 2018, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) mampu memberikan kontribusi sebesar 90,26% terhadap total ekspor Sumatra Utara," katanya, katanya, Senin (2/4/2018).
Adapun ekspor golongan lainnya seperti bahan kimia organik, kelompok kopi, teh, rempah, serta sabun dan alat pembersih hanya mengalami penaikan di bawah US$5 juta.
Sementara kelompok yang mengalami penurunan nilai ekspor antara lain tembakau, ikan dan udang, kelompok kayu dan barang dari kayu, serta buah-buahan
Baca Juga
Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah China, Amerika Serikat, dan India dengan nilai ekspor masing-masing sebesar US$101,14 juta, US$66,93 juta, dan US$43,86 juta.
Kendati demikian, jika digabungkan, nilai ekspor ke tiga negara tujuan terbesar ini, masih lebih kecil jika dibandingkan total nilai ekspor ke negara Asia di luar Asean.
"Menurut kelompok negara tujuan ekspor pada Februari 2018, ekspor ke kawasan Asia di luar ASEAN merupakan yang terbesar dengan nilai US$227,54 juta atau sekitar 31,40% dari total nilai ekspor," tambahnya.
Selain China, India dan Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar di Asia. Nilai ekspor ke India dan Jepang masing-masing tercatat sebesar US$43,86 juta dan US$42,22 juta.