Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat selama Februari lalu daerah itu mengalami deflasi sebesar 0,27%.
Kepala BPS Riau Aden Gultom mengatakan kontribusi deflasi di wilayahnya disebabkan dari komoditas bahan pangan.
"Kontribusi bahan pangan ini menyumbang deflasi 0,46% dan karena itu selama Februari Riau mengalami deflasi 0,27%," katanya Kamis (1/3/2018).
Aden menyebutkan kondisi ini lebih baik dibandingkan nasional yang mengalami inflasi 0,17%.
Secara tahun kalender Januari-Februari, Riau mengalami inflasi 0,29% atau lebih rendah dibandingkan naisonal yang mencapai 0,79%.
Namun secara tahunan (yoy) inflasi Riau mencapai 3,33% lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya 3,18%.
Salah satu penyebab tingginya inflasi tahunan Riau dibandingkan nasional yakni disebabkan oleh angka inflasi Januari 2017 yang lebih tinggi dibandingkan nasional.
Secara rinci, komoditas penyebab deflasi Riau selama Februari yaitu daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, kentang, dan kangkung.
Sementara untuk komoditas penyumbang inflasi Riau yakni beras, serai, ikan teri, bensin, upah rumah tangga, dan bawang putih. Untuk beras dan bensin perlu diwaspadai oleh pemda.
"Karena beras dan bensin ini kalau tidak ditangani dengan baik bisa menjadi pemicu inflasi lebih besar di masa mendatang," katanya.
Aden juga menyebut salah satu pemicu inflasi dari bensin adalah karena harga Pertalite di wilayah itu yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air. Hal tersebut disebabkan adanya aturan berupa pajak daerah tentang BBM yang lebih tinggi dari daerah lain.