Bisnis.com, PALEMBANG--Nefri Riu tampak kelimpungan ketika menyambangi Pasar Sayangan, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang karena jeruk santang atau yang dikenal juga jeruk ponkam tak kunjung terlihat di setiap lapak pedagang buah.
"Saya sudah keliling cari jeruk santang ke pasar-pasar, bahkan ke pedagang buah langganan saya di Pasar Sayangan ini juga ternyata tidak ada," keluhnya kepada Bisnis, Rabu (14/2/2018).
Nefri mengatakan jeruk mungil dengan warna oranye menyala itu memang menjadi sajian wajib saat perayaan Imlek. Namun kata dia baru tahun ini dirinya kesulitan mendapatkan jeruk tersebut.
Kelangkaan jeruk ponkam diakui Rahayu, pedagang buah di Pasar Sayangan, di mama sejak akhir tahun lalu tidak ada pasokan.
"Biasanya bulan Januari bahkan Desember sudah ada jeruk santang dari distribustor sekarang tidak tahu kenapa putus pasokan," ujarnya.
Menurut dia, jeruk yang biasanya hanya ada jelang Hari Raya Imlek itu bisa terjual hingga 70 kilogram per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan pembeli, maka dirinya pun menawarkan jeruk lokal seperti jeruk Medan dan Brastagi.
"Ya pembeli mau-mau saja karena jeruk santang tidak ada, harga jeruk lokal lebih murah Rp25.000 per kg, kalau jeruk ponkam saya jual Rp30.000 per kg," katanya.
Terlepas dari kelangkaan jeruk khas Imlek, namun suasana menyambut Tahun Baru umat Tionghoa itu cukup terasa di Kota Palembang.
Ketua Panitia Perayaan Imlek Bersama, Kurmin Halim, mengatakan Imlek kali ini dikemas spektakuler dan berbeda dari biasanya.
Pasalnya panita akan menghadirkan dan menampilkan Barongsai yang sudah juara dunia empat kali.
Tidak hanya itu saja, pihak nya juga telah mengundang MC terkenal dan digandrungi kawula muda saat ini yakni VJ Daniel.
"Imlek tahun ini akan lebih spektakuler tidak seperti yang biasanya. Di hadapan sekitar 5000 tamu undangan, Kita tampilkan Barongsai yang sudah juara dunia 4 kali, MC nya kekinian yakni VJ Daniel, dan juga kita hadirkan Artis dari Tionghoa" katanya.
Adapun tema yang diusung Imlek kali ini adalah "Kita Tionghoa Kita Indonesia" arti dari tema tersebut mengandung arti, untuk mengingatkan masyarakat Tionghoa agar memperkuat rasa nasionalisme.
"Kita inikan masyarakat Tionghoa yang lahir, makan, tidur di Indonesia . Ayo kita bangun Indonesia," tuturnya.