Bisnis.com, MEDAN - Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi mengungkapkan dirinya telah melakukan Ground Breaking pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) Lae Ordi 1 di Kabupaten Pakpak Bharat pada Sabtu (12/8).
Pasca-Ground Breaking, kata Gubernur, Pemprov telah mendapatkan informasi jadwal penyelesaian proyek tersebut yang mana PLTMH Lae Ordi 1 ditarget akan rampung dibangun dalam dua tahun.
"Pembangunan PLTM berkapasitas 10 megawatt ini ditargetkan dapat diselesaikan selama dua tahun," ujarnya, Senin (28/8/2017).
Pembangunan pembangkit di daerah yang berjarak sekitar 126 kilometer dari Kota Medan ini menjadi salah satu proyek yang akan dapat mendorong sektor perekonomian.
Terlebih, Sumut masih sangat membutuhkan energi listrik, terutama energi terbarukan.
Menurutnya, kondisi kelistrikan Sumut pada beban puncak saat ini mencapai 2.000 MW, sementara daya mampu pasok kurang lebih 2.200 MW, sehingga provinsinya mempunyai cadangan listrik sebesar 200 MW.
Kendati demikian, kondisi sistem kelistrikan dengan cadangan hanya 200 MW tersebut dinilainya masih cukup berisiko karena apabila terjadi kerusakan pada pembangkit maka akan terjadi pemadaman listrik.
"Idealnya, kebutuhan listrik harus sama dengan pertumbuhan ekonomi di satu daerah. Setidaknya, investasi kelistrikan Sumut harus sama dengan pertumbuhannya, yakni sekitar 5% setahun."
Sumut sendiri sebenarnya memiliki sumber energi terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, biomassa, biogas dan tenaga surya. Potensi ini, jika dikembangkan, sangat mungkin untuk menjadi energi listrik.
Apalagi sistem kelistrikan di Sumut sejauh ini masih mengandalkan energi fosil untuk mesin diesel yang biayanya sangat mahal, yakni Rp25 sen per kwh. Sedangkan bila menggunakan energi terbarukan hanya memakan Rp5 sen per kwh.