Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Narkoba Sumut: Wah, Anak Kelas 5 SD pun Sudah Kenal Sabu

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara Brigjen Pol Andi Leodianto mengungkapkan fakta yang cukup mencengangkan para undangan yang hadir di acara Gebyar Pesta Kemerdekaan di Lapangan Benteng, Medan, Sabtu (26/8/2017).
Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Andi Leodianto bersalam komando dengan Dirut Pertamina Elia Massa Manik saat acara Gebyar Pesta Kemerdekaan di Lapangan Benteng, Medan, Sabtu 26 Agustus 2017./JIBI - Yoseph Pencawan
Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Andi Leodianto bersalam komando dengan Dirut Pertamina Elia Massa Manik saat acara Gebyar Pesta Kemerdekaan di Lapangan Benteng, Medan, Sabtu 26 Agustus 2017./JIBI - Yoseph Pencawan

Bisnis.com, MEDAN - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara Brigjen Pol Andi Leodianto mengungkapkan fakta yang cukup mencengangkan para undangan yang hadir di acara Gebyar Pesta Kemerdekaan di Lapangan Benteng, Medan, Sabtu (26/8/2017).

Saat tampil di atas panggung acara yang dihelat Pertamina itu, Andi mengatakan bahwa banyak masyarakat di provinsi yang menjadi wilayah tugasnya ini bukan hanya sebagai pengguna Narkoba.

"Sumatra Utara sekarang, selain banyak penggunanya, juga sudah mulai mendistribusi barang-barang ini (Narkoba). Distribusi ke Bali, bahkan ke Jakarta pun barangnya dari sini. Kemudian ke Palembang, Lampung, Jawa Barat, sudah seperti itu kondisi di sini," paparnya.

Dari 14 juta orang populasi Sumatra Utara yang tersebar di 33 kabupaten dan kota, lanjut dia, mereka yang terindikasi sudah menjadi pengguna Narkoba berada di usia 10 tahun -- 59 tahun.

"Dari umur 10 tahun kami sudah menemukan di sini, anak kelas 5 SD menggunakan sabu, bukan lagi ganja, mainannya sudah sabu."

Dan dari 14 juta penduduk Sumut, kata dia lagi, sebanyak 350 ribu orang di antaranya merupakan pengguna Narkoba. Bila dibagi dengan 33 kabupaten dan kota di Sumut, maka secara rata-rata ada 10 ribu orang pengguna Narkoba di satu daerah.

Di sisi lain, sejauh ini Pemerintah Daerah belum memiliki sarana rehabilitasi yang memadai untuk menangani mereka yang terkena Narkoba. Karena itu, menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana upaya untuk melakukan pencegahan yang paling efektif, yakni di lingkungan keluarga dan pekerjaan.

Bila upaya pencegahan dari lingkungan terkecil ini tidak dilakukan mulai dari sekarang, tindakan pemberantasan Narkoba dipastikannya tidak akan pernah berhasil. Hal itu karena peredaran Narkoba tetap memiliki "pasar" di Indonesia sehingga akan selalu masuk dengan berbagai cara.

"Dari tahun 97, kita sudah melakukan upaya pemberantasan dan itu persentase keberhasilan hanya 15%. Contoh, kemarin kita tangkap 1 ton, itu baru sepersekian dari tiap tahun yang masuk yang jumlahnya 250 ton. Jadi itu hanya sebagian kecil dari yang masuk."

Setiap hari, lanjutnya, pihak kepolisian di Tanah Air melakukan penangkapan atau penggerebekan pelaku Narkoba, begitu juga dengan TNI yang ikut terjun ke lapangan membantu upaya penindakan.

"Tapi kenapa barangnya tetap datang (sampai sekarang)? Karena pamakainya ada, karena pembelinya ada. Siapa pembeli ini? Pembeli ini adanya di masyarakat. Kalau kita lihat lagi, masyarakat paling kecil adalah keluarga."

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper