Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Babel Masih Andalkan Timah & Lada

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyimpan kekayaan alam yang unik dan berharga. Kekayaan Alam Bangka Belitung bisa dikatakan Limited Edition karena kekayaan alamnya hanya ada dan tumbuh di pulau itu.

Bisnis.com, PANGKALPINANG - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyimpan kekayaan alam yang unik dan berharga. Kekayaan Alam Bangka Belitung bisa dikatakan "Limited Edition" karena kekayaan alamnya hanya ada dan tumbuh di pulau itu.

Keunikannya membuat dunia sangat bergantung kepada kekayaan alam pulau ini. Bangka Belitung (Babel) dianugrahi kekayaan mineral Timah dan Lada Putih (Muntok white pepper). Timah yang dihasilkan Babel adalah terbanyak di dunia.

Timah Babel menyuplai lebih kurang 80 persen Timah dunia. Sampai sekarang belum ada yang bisa menggantikan komiditi timah sebagai bahan campuran untuk berbagai macam industri.

Begitu juga dengan Lada Putih Babel, Lada Putih Babel adalah lada terbaik Dunia dan hanya ada di Babel. Lada Putih ini sangat diminati di Eropa dan Amerika. Sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil lada terbesar di dunia untuk lada putih dari Babel dan Provinsi Lampung untuk lada hitam.

Lada putih dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dikenal di dunia dengan brand image Muntok White Pepper. Lada putih Bangka memiliki rasa sangat pedas dan berkadar peperin tertinggi di dunia, sehingga menjadikannya lada dengan harga termahal di dunia.

Namun dua komiditi utama Bangka Belitung tersebut mengalami pasang surut hingga sekarang. Berdasarkan data produksi lada yang tercata di Distanak Provinsi Bangka Belitung tujuh tahun terakhir ini (tahun 2002-2008) mengalami masalah karena terjadi tren penurunan. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang mengalami tren penurunan produksi paling signifikan dari tahun 2004-2008 diantara lima kabupaten penghasil lada lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2000 lalu yang mencapai 34.256 ton atau 53,6 persen dari ekspor lada dari seluruh Indonesia.

Padahal untuk wilayah Bangka Belitung, bercocok tanam lada putih masih jauh lebih menguntungkan dibandingkan komoditi lain. Sebagai contoh, dengan memperhitungkan produktivitas lada di Bangka Belitung yang rata-rata mencapai 1,5 ton/ha/tahun dengan harga Rp.120.000 per kg, maka pendapatan kotor yang diterima petani Rp 180 juta.

Rata-rata menurut Chon, seorang petani Lada di Bangka Tengah mengatakan biaya yang dikeluarkan per ha/tahun sebesar Rp 40 juta (dengan asumsi umur ekonomis 8 tahun, sehingga depresiasi/tahun 15 juta ditambah dengan biaya operasional tanaman menghasilkan Rp 25 juta per ha/tahun). "Laba bersih petani lada per ha/tahun bisa mencapai Rp140 juta," ujarnya, Selasa (18/7).

Peran pemerintah dalam memaksimalkan hasil produksi Lada dan Timah sangat perlukan. Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan semenjak sejauh ini telah melakukan upaya untuk menata Tambang Timah dan Perkebunan Lada.

Salah satu upaya yang telah ia lakukan adalah dengan menata pertambangan illegal dan mengevaluasi bursa dan menghadirkan pusat logistik timah di Babel. Sementara untuk Lada baru-baru ini gubernur mendatangkan langsung pembeli lada dari Eropa.

Sementara itu Setda Bangka Boy Yandra mengatakan untuk peningkatan produktivitas Lada diantaranya yang perlu diperhatikan terkait dengan penerapan penyimpanan Resi Gudang serta menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu lada Bangka.

Sebelumnya Pemda telah melakukan studi ke Belanda dalam rangka penguatan harga Lada Bangka. Ia menemukan lada Babel adalah yang termahal lebih mahal dari daerah lainnya di dunia yakni Rp.450.000- Rp.500.000 namun ironisnya harga lada di tingkat petani di Babel hanya berkisar antara Rp.80.000-Rp.150.000

“Orang Belanda mengakui bahwa lada dari pulau Bangka merupakan lada kualitas terbaik di dunia. Karena itu, tak heran jika harga lada asal pulau Bangka lebih mahal dibandingkan dengan harga lada dari daerah lainnya di dunia yakni Rp.450.000- Rp.500.000," papar Boy.

Berdasarkan data di Ditanak Provinsi Babel tiap tahun provinsi ini menghasilkan tak kurang dari 30.000 ton lada putih dan menyumbang 40 persen produksi nasional. Penghasil lada terbanyak adalah di Bangka Selatan, penghasil dua pertiga lada Bangka Belitung, mayoritas dari kebun-kebun rakyat yang melibatkan sekitar 57.000 keluarga petani.

Penurunan produksi lada akhir-akhir ini disebabkan oleh banyaknya lahan yang beralih fungsi ditambah lagi dengan turunnya harga lada hingga titik terendah Rp80 ribu.

Hal ini dikeluhkan petani lada, Chon mengatakan didalam 300 batang saja untuk proses pembiayaan dari pembukaan lahan sampai panen saya menghabiskan uang kurang lebih Rp.10.000.000.

Sehingga bila dulu dari Bangka Belitung, sudah dikenal dunia sebagai Bangka White Pepper, mampu mensuplai dunia 30 ribu ton, "Kini hanya berkisar 5.000 ton saja, padahal Permintaan pasar masih tinggi," ujar Gunawan Kepala Bagian Teknis Badan Pengelolaan Pengembangan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Kepulauan Babel.

Sedangkan terkait tata kelola pertambangan Timah di Babel perlahan mulai tertata, meskipun masih terjadi main mata antara pejabat dan pengusaha Timah. Permasalahannya utama adalah pengawasan dan pendataan tambang.

Sehingga menurut Pakar Timah Teddy Marbinanda sering tak bisa dipungkiri terjadi penyelundupan dan penjualan secara ilegal mineral tanah jarang Timah.

"Mineral ikutan timah ini adalah potensi yang belum tergarap sama sekali dan ini sangat besar, saat ini karna regulasinya belum jelas banyak yang mencoba untuk mencari celah untuk menjual," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syafri Ario
Editor : Rustam Agus
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper