Bank Sumut Akan Buka Kantor di Pulau Tello

Bisnis.com, MEDAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Wilayah 5 Sumatra bagian Utara dan Bank Sumut memperluas akses keuangan di Nias Selatan, khususnya Pulau Tello.

Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Lukdir Gultom mengatakan untuk perluasan akses keuangan di Pulau Tello pihaknya akan mempercepat perizinan dan realisasi penyediaan jaringan kantor Bank Sumut.

“Kami akan memangkas waktu tunggu persiapan infrastruktur untuk pembukaan jaringan kantor di Pulau Tello, dari proses normalnya pada akhir Desember 2017, menjadi paling lambat Agustus 2017," ujar Lukdir, Rabu (15/3/2017)

Dia menjelaskan salah satu strategi yang layak Bank Sumut pilih adalah pararel run, yakni beberapa kegiatan persiapan infrastruktur dilakukan bersamaan tanpa saling menunggu.

Saat ini, aktivitas perbankan di Pulau Tello masih terbatas di mana baru memiliki enam agen laku pandai dengan nominal basic saving account Rp2,44 miliar dan total 756 nasabah.

“Oleh karena itu, urgensi penyediaan jaringan kantor perbankan akan memudahkan masyarakat Pulau Tello. Ini harus menjadi prioritas, tidak dapat ditawar,” tambahnya.

Adapun, OJK Regional 5 Sumbagut terus bekerja sama dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (IJK) Sumut agar perbankan memperluas jangkauan wilayah. Pun, kecanggihan infrastruktur teknologi sistem informasi harus diperluas.

Keberadaan akses keuangan di Nias Selatan bisa meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Sumut. Pasalnya, Sumut memiliki potensi perekonomian dari pariwisata dan maritim/perikanan.

Sebelumnya, erdasarkan hasil survei nasional Inklusi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016, Sumatra Utara menempati posisi tertinggi di Sumatra yakni 75,27%. Tingkat inklusi keuangan Sumut juga menduduki peringkat ketiga terbaik setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.

Indeks inklusi keuangan Sumut bahkan mengalahkan Jawa Barat 68,31%, Jawa Tengah 66,23%, dan Jawa Timur 73,25%. Adapun, OJK Regional 5 Sumbagut meminta perluasan branchless banking. Apalagi saat ini berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia di Sumatra, 47,6% dari smartphone, dan 50,7% dari komputer.