Bisnis.com, MEDAN — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre Sumatra Utara akan gencar melakukan penertiban untuk mempercepat progres pembangunan beberapa jalur rel.
Vice President KAI Divre Sumut Mateta Rijalulhaq menuturkan, salah satu penghambat progres pembangunan rel adalah jalur yang tidak ‘bersih’.
Sumut, khususnya Medan, merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional dan membutuhkan transportasi yang lebih baik.
“Sekarang yang lagi kami proses pembangunannya ada dari Stasiun Medan ke Bandara Kualanamu, termasuk jalur layang. Ini kan percepatan semua. Tapi hambatannya bukan main di sini. Jalur tidak steril.
Kami harus menertibkan, tidak bisa kompromi. Kami bukan mengambil hak orang lain, tapi memang ditugaskan untuk kepentingan publik,” paparnya, Senin (16/1/2017).
Lebih lanjut dia merinci, pembangunan jalur rel juga berlaku untuk reaktivasi kereta api Binjai-Besitang, Pelabuhan Kuala Tanjung, dan sambungan menuju Aceh.
“Konsentrasi kami sekarang adalah jalur layang. Targetnya akhir tahun ini selesai, dan bisa beroperasi tahun depan. Salah satu yang kami tertibkan dalam waktu dekat yakni pedagang buku di Jalan Pegadaian. Kemudian pada 2019 kan target juga untuk jalur kereta sambungan ke Aceh.”
Progres pembangunan jalur kereta di Jalan Pegadaian tersebut sudah 1 tahun terlambat. Pihaknya sudah melihat beberapa pedagang yang telah membongkar toko mereka. KAI Divre Sumut memberi waktu hingga 15 Januari 2017. “Kami tidak akan tunda-tunda lagi.”
Sebelumnya, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, dalam Refleksi Akhir Tahun 2016 menyampaikan progres pembangunan jalur layang Stasiun Medan-Stasiun Bandar Khalipa 46,38%, dan pembangunan persinyalan untuk mendukung double track Bandar Khalipa ke Bandara Kualanamu 53%.
Sementara itu, pembangunan jalur kereta api Rantau Parapat-Kota Pinang masih belum ada progres.
“Untuk pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, pembeban lahan sudah 118.000 m2 dari total kebutuhan 221.000 m2. Pemasangan rel masih 14,25 km dari 21,5 km.”