Mahasiswa Diajak Temukan Sistem Subsidi Tepat Sasaran

Dengan semakin majunya teknologi di bidang teknologi keuangan serta pengetahuan, mahasiswa diajak untuk bisa berkontribusi dalam menemukan sistem subsidi tepat sasaran. Hal itu diperlukan guna meminimalisir membengkaknya alokasi dana bagi keperluan subsidi.
Masyarakat antre BBM : Perlu subsidi yang tepat sasaran.
Masyarakat antre BBM : Perlu subsidi yang tepat sasaran.

Bisnis.com, MEDAN— Dengan semakin majunya teknologi di bidang teknologi keuangan serta pengetahuan, mahasiswa diajak untuk bisa berkontribusi dalam menemukan sistem subsidi tepat sasaran. Hal itu diperlukan guna meminimalisir membengkaknya alokasi dana bagi keperluan subsidi.

Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menyebutkan berdasarkan kajian yang dilakukan World Bank, 77% dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dialokasikan untuk subsidi energi dinikmati oleh 25% masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas.

“Jadi, tidak tepat sasaran. Orang yang punya mobil lebih dari satu, misalnya malah punya mobil empat itu yang dapat subsidi. Rakyat miskin hanya menikmati 15% dari alokasi subsidi yang ada di APBN,” katanya ketika menjadi pembicara dalam acara Kenali Energi Negeri yang diadakan oleh Pertamina MOR I, Rabu (18/4/2018).

Menurut Marwan, subsidi yang tidak tepat sasaran ini terjadi lantaran selama ini alokasi subsidi dikenakan pada barang atau komoditas yang digunakan masyarakat dan bukan pada masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang seharusnya menerima subsidi malah tidak benar-benar mendapatkan manfaat subsidi tersebut.

Hal semacam ini, menurut Marwan bisa menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia ke depannya. Pasalnya, dana yang dikeluarkan pemerintah untuk alokasi subsidi tidak main-main.

Marwan mencatat, selama 10 tahun masa pemerintahan presiden ke enam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, alokasi dana untuk subsidi energi mencapai ribuan triliun rupiah.

Adapun sepanjang kuartal I tahun ini, berdasarakan pemberitaan bisnis.com (17/4/2018), pemerintah mencatat pengeluaran sebesar Rp25,3 triliun untuk subsidi energi dan pembayarah tunggakan utang subsidi tahun lalu.

Untuk itu, kata Marwan, adanya sistem subsidi yang tepat sangat dibutuhkan.

“Kita mensubsidi barangnya, bukan orangnya karena barangnya yang disubsidi maka tidak tepat sasaran, sehingga ini menjadi masalah sebetulnya,” tambahnya.

Kendati demikian, dia juga mengamini bahwa untuk menemukan suatu sistem atau mekanisme subsidi yang benar-benar tepat sasaran bukanlah hal yang gampang. Luasnya wilayah Indonesia juga jumlah penduduk yang tak sedikit menjadi beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

“Ini memang bicara sistem atau ngomong ini [subsidi tepat sasaran] perlu dilakukan ya memang gampang, tapi seperti apa sistemnya memang kita sudah puluhan tahuh bicara soal sistem subsidi tepat sasaran dan tidak pernah berani menerapkan,”katanya.

Untuk itu, dengan semakin meningkatnya teknologi dan ilmu pengetahuan, dia mengajak mahasiswa untuk bisa ikut berkontribusi menemukan sistem subsidi yang tepat dan minim kebocoran yang bisa diterapkan di Indonesia.

Dengan semakin majunya teknologi di bidang teknologi keuangan serta pengetahuan, mahasiswa diajak untuk bisa berkontribusi dalam menemukan sistem subsidi tepat sasaran. Hal itu diperlukan guna meminimalisir membengkaknya alokasi dana bagi keperluan subsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper