Bisnis.com, BATAM - Kota Batam kembali membuka direct call atau pelayaran langsung menuju Yangon, Myanmar, Selasa (22/7/2025). Dengan demikian, direct call kali ini adalah yang kelima dalam dua tahun terakhir.
Direktur Utama PT Persero Batam Joko Prasetyo mengatakan direct call kelima ini dilakukan oleh MV Sinar Bintan, kapal milik perusahaan Samudera Shipping Line.
"Ini pelayaran langsung dari Batam menuju Singapura, lalu Port Klang Malaysia dan terakhir menuju Yangon di Myanmar. Kapal berangkat seminggu sekali," katanya usai acara peresmian di Pelabuhan Batuampar, Selasa (22/7/2025).
MV Sinar Bintan akan membawa produk ekspor Batam sebanyak 500 TEUs ke pasar Asia Tenggara. Joko menyebut muatan paling banyak berasal dari barang olahan Crude Palm Oil (CPO) dari perusahaan-perusahaan industri di Kabil, Batam.
Sebelum MV Sinar Bintan, sudah ada empat direct call yang beroperasi, yakni rute Batam-China yang dilakukan MV SITC Hakata dengan muatan 1.000 TEUs sejak 31 Maret 2024.
Kemudian direct call kedua dengan rute Batam-Yangon Myanmar yang dilayari kapal MV Uni Active Evergreen Line. Kapal berkapasitas 1.000 TEUs ini berlayar sejak 20 Agustus 2024.
Selanjutnya direct call ketiga pada 29 April 2025. Kali ini, kapal MV Ever Core dari Evergreen Line resmi berlayar dari Batam menuju Cina, dengan kapasitas 1.000 TEUs.
Dan terakhir ada kapal milik SITC yang melayari rute cukup panjang mulai dari China menuju Batam dan terakhir ke India. Rute direct call kelima ini mulai beroperasi pada 19 Mei 2025 kemarin.
"Dengan kehadiran direct call ini, Batam bisa berhemat tarif logistik sebanyak 57%," ucapnya.
Lebih lanjut, dengan penghematan sebesar 57%, para pelaku usaha bisa berhemat hingga USD600 per TEUs karena tidak ada lagi transit melewati Singapura.
Sejak menjadi pengelola Pelabuhan Batuampar, Persero Batam sudah melakukan sejumlah upaya untuk merubah penampilan Pelabuhan Batuampar, yang merupakan pelabuhan bongkar muat terbesar di Kepri.
Pertama dimulai dengan utilisasi infrastruktur, yang ditandai dengan pembangunan berbagai sarana pendukung seperti container yard, penambahan crane dan lain-lain.
Selanjutnya peningkatan produktivitas, dimana setelah kedatangan Ship to Shore (STS) Crane di Batuampar, maka jumlah kontainer yang bisa dipindahkan meningkat dari 8 per jam menjadi 40 per jam.
Berikutnya, dengan lima direct call, maka Batam telah terhubung langsung dengan 20 pelabuhan internasional di Asia. Dan terakhir, tentu saja dampak positif dari penurunan biaya logistik bagi para pelaku usaha.
Di tempat yang sama, Direktur Samudera Shipping Line Christian Yahya mengatakan rute Batam-Yangon yang dilayari MV Sinar Bintan ini diharapkan dapat mendukung arus perdagangan regional di Asia Tenggara.
"Kapal ini layari rute Batam-Singapura-Port Klang-Yangon dan balik lagi ke Batam," ucapnya.
MV Sinar Bintan akan join service dengan Evergreen, dimana keduanya melayari rute yang sama, dan dalam seminggu sekali bakal berlayar ke Batam.
"Batam ini akan terus berkembang. Dengan tambahan infrastruktur pendukung berupa crane, maka kota ini bisa lebih kompetitif ke depannya," pungkasnya.